11 - S T U C K

2 1 0
                                    

Pasar malam tidak terlalu ramai karna bukan hari libur,disini kedua remaja yang baru kenal Minggu lalu ini sedang menyusuri pasar malam.

19:24 Zea sedang berjalan kaki menuju salahsatu Alfamart terdekat dengan kompleknya,tapi tiba tiba seseorang menghampirinya lalu mengajak Zea untuk ikut padanya.

Malam ini Reksi sedang tidak ingin bermain ke club,ia berencana hanya ingin keliling Jakarta saja,tapi alhasil ia melihat perempuan yang mungkin ia kenal sedang berjalan sendiri menggunakan celana hitam,baju rajut berwarna merah dan juga hanya memakai sendal teplek rumahnya,rambutnya ia biarkan tergerai.

Reksi mengajak Zea ke pasar malam karna ia tidak punya ide lagi untuk mengajaknya kemana,alhasil mereka berdua berada disini.

Zea melihat sekelilingnya,sesekali ia terpana karna baru kali ini lagi ia mengunjungi pasar malam,juga berdecak kagum dengan wahana wahana kecil seperti kota kora,biang Lala,ombak ombakan juga ada pancingan ikan untuk anak anak.

Zea menoleh,melihat Reksi yang hanya diam,"Kok ngajak gue?".ucap Zea dengan muka masih datar.

Reksi menoleh,"kebetulan aja,gak ada temen".

Zea mengangguk lalu mengajak Reksi untuk menaiki satu wahana,Biang lala,ia ingin sekali menaikinya.

Setelah Reksi membeli tiket masuk,mereka berdua langsung masuk pada biang Lala yang mirip dengan sangkar burung itu,mereka memilih menaiki no 2 entah apa itu artinya.

Setelah di biang lala memutari sampai as Zea berseru heboh melihat orang orang yang berada di bawah apalagi ada badut yang tidak pernah ia sukai namun kali ini rasanya seperti lucu.

Reksi memerhatikan Zea yang tersenyum,seolah dunia hanya ada untuk mereka ia terjatuh kedalam mata Zea.

"Rek,ada badut liat".Tunjuknya pada salah satu badut yang memiliki rambut ikal.

"Lo suka badut?".Tanya Reksi yang mendapat jawaban gelengan kepala dari Zea.

"Nggak suka,jelek, jahat,pokonya nggak suka"ujar Zea menangkap mata Reksi yang daritadi memperhatikannya

"Lalu,lo ketawa kayak yang suka sama badut?"ujar Reksi.

"Kadang yang kita takutin atau nggak suka harus kita lawan dengan senyuman biar kita nggak terlihat lemah".ujar Zea sok puitis

Reksi mengerutkan kening dengan bibir yang kecut menahan tawa,"sok puitis Lo".ujarnya sambil menyentil kening Zea membuat si empu membelalakkan matanya.

"Heh Lo,maen nyosor aja sama pala gue".tangan Zea ia gunakan untuk menggeplak bahu Reksi.

Reksi terkekeh pelan,"Emang nggak boleh?"

"Gaboleh tau,pamali"ujar Zea.

Keduanya kembali diam dengan Zea memainkan ponselnya untuk merekam suasana pasar malam ini sedangkan Reksi hanya menatap Zea dalam,entah perasaannya atau mungkin memang seperti ini,Zea terlihat seperti anak ceria biasa yang banyak bicara tidak seperti Zea di sekolah yang super jutek dan cuek.

Memang Zea rasa malam ini terasa berbeda,ia seperti banyak bicara melepas hawa hawa dingin dalam dirinya.hari ini begitu membuat ia senang dengan kedatangan Aksa dan mengunjugi pasar malam.

***

Reksi sudah berada di dalam Apartemen nya setelah mengantar Zea pulang,ia tengkurap diatas sofa berwarna putih miliknya memandang langit langit ,melamun,itu yang ia lakukan dengan pikiran yang  terusi oleh Zea.

"Cantik". batinnya sambil cengengesan sendiri.

Diwaktu bersamaan teman temannya datang,siapa lagi kalau bukan perusuh Candra juga penambah dari Regan?,Arka yang membawa cemilan banyak ditangannya sedangkan sang kakak kembar yang membawa dua kantung plastik sisanya.

S T U C K Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang