17 - S T U C K

2 1 1
                                    

"Woiii, Lepasin gue gak?"

"Kalian tuh mau apa sih?"

"Diem gak lo?",Sena langsung kicep karna seseorang membentaknya.

Ia tidak tau berada dimana,ruangan kecil ini yang hanya menggunakan lampu kecil belum sepenuhnya menerangi seluruh ruangannya membuat ia takut.

"Kenapa lo bawa dia?"

"Yang gue minta tuh cewek yang di kuncir"Pria itu memarahi pria di depannya.

"Dua duanya juga dikuncir,lagian yang satu udah lebam bonyok banyak banget,jadi gue seret aja yang ini kan lebih aman kalo gue bawa cewek yang tadi trus dia mati disini kan kagak lucu"elak lelaki itu.

"Justru dia yang gue incer,biar nggak berisik kayak yang ini dia lebih banyak diem kalo diculik"

"HEH,AWAS AJA LO SAKITIN ADIK GUE"

"DIEM LO!"

"Jadi sekarang gimana?"

"Kita sekap aja dulu dia,kalo ada yang cari kita pancing si Reksi dan jebak mereka biar mampus"

"Hahaha bagus ide lo,setuju gue"

Mereka berdua keluar tanpa mendengarkan teriakan Sena malah dengan sengaja salah satu cowok itu mematikan saklar lampu membuat ruangan itu gelap sekali.

"WOYYY,GUE TAKUT"

"KENAPA LAMPUNYA DI MATIIN"

"BERISIK LO,GANGGU YANG PUNYA RUMAH"teriakan cowok diluar itu membuat Sena bungkam dan celingak celinguk lalu memejamkan matanya erat berharap segera ada yang menolongnya.

———

"KAK AKSAA"Seorang gadis memanggilnya di koridor kelas dua belas.

"Jam segini Zea belum Dateng,tau gak kak"tanyanya.

Regan mendengus,"dikira gue apa,modus lo Ay"perkataan Regan membuat Ayna mendelik.

"Kenapa tanya sama gue?"Kata Aksa.

Ayna dibuat Kikuk,"eumm—ya karna Zea kan suka bareng kakak terus"ujar Ayna memilih tangannya dibawah.

"Zea nggak masuk,dia dirumah sakit"Ucap Aksa singkat.

"Zea sakit apa kak?,kemarin sehat kok"

"Sakit hati"kata Candra dengan tawanya.

"Nanti pulang sekolah lo ikut aja kalo mau"ajak Regan diangguki Ayna dengan senang lalu gadis itu pamit dan berlari karna bel masuk sudah terdengar.

———

Kringgg

Bel istirahat berbunyi nyaring dengan gemuruh sepatu yang berhamburan di setiap kelas dan berjalan tergesa di koridor membuat mereka berdesas desus tidak jelas.

"Ke Warbel aja yuk, males kantin gue"Ajak Candra membuat yang lain mengangguk

Warbel

S T U C K Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang