Hari sudah mulai sore dan sekolah pun sudah membubarkan diri masing masing untuk kembali kerumah, berbeda dengan Zea yang saat ini sedang dalam perjalanan menuju rumah pohon miliknya.Flashback On
Zea baru saja pulang latihan karate.dulu ia juga mengikuti karate dijakarta sebelum pindah ke Jerman.dalam perjalanan pulang ia bersenandung kecil sambil bernyanyi lagu kesukaannya.
Setibanya dikalangan rumahnya ia menyapa beberapa asisten dan bodyguard yang sedang berjaga didepan dulu memang ia anak yang ceria sebelumnya.
Tanpa mengetuk ia langsung membuka pintu dan langsung disuguhkan pemandangan yang menyakiti hatinya,empat orang yang sedang bercanda ria dengan Sena yang sedang memegang gitar akustik,gitar itu yang diinginkan zea sejak dulu tapi kenapa Sena yang diberikan.
Waktu itu Zea sudah pernah meminta pada papa dan bundanya tapi mereka bilang zea masih kecil dan Zea pun mengalah,tapi hari ini hatinya terasa sakit saat melihat kakak perempuannya yang dibelikan gitar itu.
Tanpa pikir panjang Zea berbalik lalu berlari sekuat tenaganya sampai ia tidak tahu sekarang berada dimana karna berada dipertengahan hutan.
Tiba tiba seorang kakek paruhbaya yang tidak terlalu tua itu sedang menggiring dua biri biru menghampiri Zea yang sedang terduduk lesu sambil menangis tanpa suara.
"Nak,kamu siapa? kenapa menangis?".ujar seorang kakek itu.
"Aku Zea kek,aku tidak apa apa"balasnya sambil mengusap air matanya.
"Mau cerita sama kakek?"Zea pun mengangguk,dulu ia tidak pandai memendam kesedihan sendiri.
Kakek itu mengajak Zea duduk berlesehan dibawah rumah pohon didekat sungai.sedangkan biri birinya ia biarkan untuk memakan rerumputan.
Zea duduk bersila,"papa sama bunda nggak sayang sama Zea ya kek"ia menjeda sebentar sedangkan kakek itu masih terdiam seakan menyuruh Zea untuk melanjutkan ceritanya.
"papa sama bunda nggak beliin Zea gitar akustik,padahal Zea mau banget gitar itudari dulu tapi yang dibeliin malah kak Sena,hati Zea sakit banget Zea selalu mikir kalo papa sama bunda sayangnya cuma sama kak Sena,apa cuma karna Zea bandel papa sama bunda ngga suka sama Zea dan ngga beliin Zea gitar itu kek?"air matanya mulai lolos dari pelupuknya.
"Zea juga udah pernah minta sama papa sama bunda buat beliin gitar itu,tapi katanya Zea masih kecil".
Kakek itu menyuruh kepala Zea agar tertidur dipahanya dan Zea menuruti."gausah mikir seperti itu nak,mungkin papa sama bundamu benar kamu masih kecil.lagi pula kalau kamu menginginkanya kakek bisa membelikan"
Seketika wajah Zea berubah sumringah mendengar kata terakhir kakek itu tapi lagi lagi wajahnya kembali murung,Zea menggeleng"nggak usah kek,Zea gak mau repotin orang lain".
"Heii,ayolah hari ini kamu adalah cucuku"ujarnya sambil mengelus rambut Zea dan Zea pun mengangguk tidak masalah ia mempunyai dua kakek.
Zea mengubah posisi menjadi duduk,"kakek tinggal dimana?"
"Kakek tinggal disebrang sini bersama anak dan menantuku dan istriku sudah tiada,tapi mereka sedang berlibur kebali dan kakek juga mempunyai cucu bernama Kenan tapi ia masih terlalu kecil untukku ajak bicara"lagi lagi Zea mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
S T U C K
RandomIni tentang Reksi Aldebaran,si datar dan minim ekspresi dan juga irit dalam berbicara namun sialnya ia mempunyai wajah bak Dewa Yunani.mata tajam juga wajah minim ekspresi nya itu membuat ia ditakuti juga disegani oleh orang orang.juga Kizea Joscely...