Permulaan

73 6 1
                                    

Malam itu Bai Ning tidur berbagi kasur dengan laki-laki untuk pertama kalinya. Ia tak bisa tertidur memikirkan rencana hidup nya kedepan.

.
.
.
.
.

Kediaman Selir

"Apa?! Raja bermalam di kediaman Ratu?"

"Iyaa Yang Mulia. Hamba memastikan sendiri dari para pelayan diistana".

"Kurang ajar! Ratu bodoh itu sudah mulai berani ternyata, Harus diberi pelajaran. Liat nanti aku akan menyiksa mu sampai mati dan menjadi satu-satunya Ratu di Istana ini".

.
.
.

Pagi harinya Bai Ning terbangun dengan badan pegal karna tak bergerak saat tidur. Dilihatnya Raja sudah tak ada.

'Hhh sebaiknya aku tidak berurusan dengan nya'

Su Mei datang terburu-buru, ia mengatakan bahwa Selir Ru datang berkunjung memberi salam.

"Biarkan masuk".

"Baiklah Nona"

Terlihat 1 wanita didampingi 2 orang dayang memasuki ruangan.

"Salam Ratu", mereka membungkuk sedikit lalu berdiri lagi.

"Apa? Aku belum menyuruh mu berdiri. kau meremehkan ku?", ucap Bai Ning.

Selir Ru dan 2 dayangnya salah tingkah dan membungkuk lagi, kali ini dengan Selir membungkuk dan lutut dayang menyentuh lantai.

"Sudahlah. Bangun, ada keperluan apa Selir Ru datang kemari?", ucap Bai Ning ketus.

"Adik kesini ingin memberi salam sekaligus mengucapkan selamat kepada kakak yang telah melewati malam berharga bersama Yang Mulia"

"Tumben sekali, kenapa tak dari dulu kau lakukan? Adik pasti tahu aturan di negara ini bahwa gundik harus menghormati Ratu nya sama seperti Raja nya. Oia Adik jangan salah sangka, aku tak bersemangat untuk memperebutkan Yang Mulia dengan mu, kau bebas jika ingin bersama nya."

Selir Ru hanya mematung tak percaya, Ratu yang sering ia ganggu hidupnya seolah berbeda. Secar naluri ada perasaan bahaya di hati ketika berhadapan dengan Ratu dihadapan nya.

"Belakangan kondisi Adik sedang tidak sehat. Adik sudah meminta izin dengan Yang Mulia untuk tidak memberi Salam. Adik jadi merasa tidak enak hati jika Ratu berkata demikian".

"Lalu kenapa? Apa aku harus minta maaf karna tak tahu kondisi Adik? Apa Adik kekurangan orang sehingga tidak ada yang memberitahu ku mengenai kondisi mu?".

"Maafkan Adik. Lain kali Adik akan memberitahu Kakak terlebih dulu".

Bai Ning menyunggingkan bibirnya sinis,

"Tak perlu lain kali. Tak usah lakukan saja, aku malas menerima tamu".

Selir Ru terdiam, mukanya merah seperti menahan amarah.

"Pintu keluarnya disana, Aku tak mengantar mu ya".

Selir Ru membungkuk sedikit dan akan berbalik meninggalkan ruangan.

Bai Ning memanggil,

"Ah iyaa Adik, aku tidak akan perhitungan dengan mu atas yang sudah berlalu. Tapi umtuk kedepan nya aku tak tahu, kurasa kau cukup cerdas untuk memahami maksud ku".

Selir Ru membuang muka dan bergegas pergi.

.
.
.
.
.

"Nona hebat sekali. Darimana Nona belajar membalas seperti itu? Su Mei sangat takut jika terjadi seperti yang dulu saat Selir Ru datang Nona akan diam saja menerima ocehan dan perlakuan kasar darinya", ucap Su Mei sambil merapikan rambut Bai Ning.

Bai Ning tersenyum mendengarnya,

"Keluar begitu saja", jawab Bai Ning.

Disisi lain Hua Zhou mendengarkan semuanya dibalik dinding samping, ia belum meninggalkan kediaman Bai Ning dan melihat-lihat sekitar.

Dada nya merasakan sakit saat mendengar Bai Ning berkata bahwa ia tak bersemangat untuk bersaing demi cinta darinya.

Sejak awal ia menyadari kehadiran Hua Zhou dan sengaja berkata bahwa ia tak peduli lagi.
Bai Ning tak ingin berurusan dengan nya lebih jauh.

'Ku harap kau mendengarnya dan bersikap seperti sebelumnya, seoalah pemilik tubuh ini tak pernah ada'

.
.
.
.
.

Selir Ru menahan amarah nya. Ia tak terima diperlakukan seperti rendahan oleh Bai Ning.

'Tunggu saja aku akan membuat mu tak bisa menyombongkan lagi dirimu di depanku'.

'Tunggu saja aku akan membuat mu tak bisa menyombongkan lagi dirimu di depanku'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selir Ru Fei

.

.

.

.

.

Hallo apa kabar kalian(>y<)
Tetap semangat yaa menjalani aktivitas hari ini. Stay Safe o(〃^▽^〃)o

The Empress : Liu Xiao NingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang