REMAKE
❝Different girls every day, doesn't mean I have more than one girlfriend.❞
°°°
"Telat satu menit."
Haruto yang baru saja memarkirkan motornya itu hanya melirik seseorang yang baru saja bersuara itu. Leonardo Demares namanya, Haruto sama sekali tidak menimpali lelaki dengan blue hair itu.
"Motor udah siap." ucap Jayden menepuk pundak Haruto.
"Thanks."
"Taruhannya apa?" Haruto bertanya kepada sahabat dan juga rekannya.
"Lo liat mobil biru disebelah sana?" tunjuk Jayden, Haruto menyeringai.
"Lumayan buat nambah koleksi mobil."
"Satu buat gue sabilah, Bos." celetuk Satria, cowok dengan dua anting di telingannya itu memang sangat menginginkan salah satu mobil koleksi Haruto. Bukan karena Satria kere atau apa.
Satria anak orang kaya, tapi Satria sangat berpegang prinsip "Kalo bisa gratis, kenapa harus buang duit buat beli?"
"Lagian mobil koleksi Haruto banyak sejarahnya dan perjuangannya, jelaslah gue mau banget. Itung-itung kenangan." itulah prinsip dan ucapan Satria saat ditanya para sahabatnya. Haruto mengangguk-anggukan kepalanya.
"Boleh,"
"Bener? Yang warna merah loh ya?!" ucap Satria semangat.
"Boleh, kalo lo berhasil kalahin gue besok pas main basket."
Gelak tawa Jayden yang lainnya terdengar. Berbeda dengan Satria yang langsung menekuk wajahnya. Basket adalah bidang olahraga yang paling sangat tidak Satria sukai, ada satu alasan yang membuat Satria sangat benci bahkan selalu menolak ikut main jika para sahabatnya mengajaknya.
"Gamon huu!!" seru yang lainnya mulai meledek Satria.
"Bacot ah kalian." Satria lebih memilih mengambil motor yang akan di pakai Haruto, daripada meladeni mereka.
"Gamon beneran tuh anak." celetuk Jayden, cowok campuran Amerika itu tidak bisa menghentikan tawanya. Menurut Jayden, melihat wajah tertekuk Satria adalah hal yang sangat lucu. Aneh memang bule satu ini.
"Gue tadi liat Miranda sama pacarnya. Asli Miranda tau aja mana yang buluk mana yang ganteng." Jayden kembali bersuara, memang jarak antara dia dan Satria tidak terlalu jauh. Jadi pasti Satria mendengar dengan baik, buktinya sekarang Satria sudah siap melayangkan helm kearah Jayden.
"Helm gue, Sat." Haruto merebut helmnya dari Satria.
"Jayden mancing emosi mulu,"
"Kalo lo udah move on dari Mila, Miranda atau siapa itu bodmad, mestinya lo gak kepancing." ucapan Haruto barusan membuat Satria bungkam. Nada Haruto memang biasa saja, tapi nyeseknya itu sampai ke uluh hati Satria. Dasar gamon, ck!
"Bacot banget kalian semua. Cepet elah!" teriak lawan mereka.
Haruto menoleh, berdecak malas melihat siapa yang teriak itu.
"Berisik!" Haruto dan orang-orang yang akan balapan sudah berbaris rapi, tentunya diantara mereka ada Leo.
Leo melirik Haruto yang masih bersitatap dengan temannya sebelum mencibir.
"Gue kira setelah lo rebut gebetan Alfandy, lo bakal berubah bucin. Eh taunya sama aja,"
Haruto melirik malas Leo. Leo yang memang sedang dalam mood bagus itu kembali bersuara.
"Mending Alfandy temen gue daripada lo kemana-mana. Ck,.. Gue heran kenapa cewek sebaik dia nerima lo."
Haruto memilih diam daripada meladeni Leo.
"Lo kayaknya juga main-main doang sama dia. Boleh kan kalo gue rebut May-,"
"Rebut, tandanya lo bosen hidup."
Leo tergelak melihat Haruto yang mulai tersulut emosi. Ah, Leo sangat suka ketika Haruto emosi.
Seorang cewek berpakain seksi berjalan ketengah-tengah. Itu pertanda balapan akan segera dimulai. Leo pun sudah tidak bersuara lagi, kini dia yakin akan mengalahkan Haruto. Walaupun itu kemungkinan kecil, karena hampir setiap balap Haruto selalu menang.
Dan tak jarang hadiahnya mobil, jadi tak heran kenapa koleksi mobil Haruto banyak sampai Satria punya keinginan memiliki salah satunya. Tapi, you know lah. Haruto selalu menantang cowok beranting itu untuk bermain basket, karena Haruto tau jika Satria tidak suka basket, karena alasan yang tidak logis.
"Jangan main basket anjim! Kalian tau kan, pas gue pacaran sama Miranda gue sering main basket bareng dia. Gue gak mau ya, usaha move on gue gagal."
Dan kenyataannya? Walaupun tidak main basket lagi, Satria tetap gamon.
****
Mayra menutup pintu apartementnya, berjalan kebawah. Hari ini Mayra berniat berangkat naik bus, jika kalian tanya seberapa sering Mayra dan Haruto berangkat bersama, maka jawabannya kadang.
Iya, semenjak pacaran hubungan mereka memang tidak seperti pasangan lain.
"Mau kemana?" Mayra menoleh mendengar suara yang tak asing itu.
"Haruto, ngapain disini?" tanya Mayra yang tidak bisa menyembunyikan rasa kaget sekaligus senangnya.
"Perlu gue jawab emang?" ketus Haruto.
Mayra menggeleng lirih, ia memilin roknya sebelum berucap. "Mungkin aja kan kamu mau jemput cewek lain yang kebetulan tinggal disini, aku tau kok harusnya aku gak boleh terlalu seneng dan kepedean liat kamu disini buat jemput aku."
"Udah ngerocosnya?"
"Hah?" tanya Mayra cengo. Ia kira Haruto akan memarahinya atau membentaknya setelah berucap demikian.
"Lo gak lupa kan gue pernah bilang ke lo?" Haruto yang tadi duduk bersandar kini berjalan mendekat, mengikis jarak mereka. Membuat Mayra harus menetralkan detak jantungnya.
"Kalo pacar satu-satunya gue itu lo, Mayra Loovany." bisik Haruto, mengecup singkat kening Mayra sebelum memasuki mobil barunya.
Mayra membeku ditempat saat Haruto mengecup keningnya.
"Masuk sebelum gue berubah pikiran."
Mayra segera tersadar, buru-buru membuka pintu samping kemudi sebelum Haruto benar-benar melakukan ucapannya.
T. B. C
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁𝐀𝐃 𝐁𝐎𝐘
Fanfiction❝This relationship can only end if I tell you to go.❞ . . . Note : cerita ini pernah diupdate dan udah end, bahkan udah ada sequelnya. ini full remake.