BAD BOY 11

402 68 28
                                    

REMAKE

❝You don't have to listen or think about what he's saying

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

You don't have to listen or think about what he's saying.

°°°°


“Haruto, dari mana saja kamu?”

Haruto menatap Ayahnya yang berdiri di depan rumah, tanpa membalas Haruto langsung masuk ke dalam. Hendery—Ayah Haruto mengikuti langkah anaknya.

“Ayah nyuruh kamu langsung balik ke rumah, kenapa jam segini baru dirumah?” cecar Hendery lagi. Haruto berhenti, menatap Ayahnya tanpa minat.

“Main,”

Hendak melewati Hendery lagi,

“Duduk dulu, ada yang mau ayah sampaikan ke kamu.” Hendery menuntun Haruto untuk duduk, Haruto menurut agar bisa cepat beristirahat.

“Apa? ”  tanya malas Haruto.

Hendery tersenyum menanggapi pertanyaan Haruto yang terkesan dingin itu. Karena Hendery jelas tahu dan memaklumi, penyebab kenapa anaknya bersikap demikian.

“Kalian bakal punya adik baru!”  seru Hendery, wajah pria berkepala empat itu sangat bahagia menyampaikan kabar bahagia soal kehamilan istrinya. Berbeda dengan Haruto yang terkesan biasa, bahkan Haruto bersedekap dada dengan badan dia senderkan pada kepala sofa.

“Selamat, kalo gitu.”

Walaupun terkesan tidak ikhlas, Hendery tetap senang mendapat ucapan selamat dari anaknya.

Thanks, son.”

“Udah kan?” Haruto berdiri. “Kalo gak ada lagi yang mau diomongin, Ruto mau ke kamar. ”

“Tunggu, ”  cegat Hendery. Pria itu mengitari meja dan berdiri di hadapan putra bungsunya. Menepuk pundak Haruto.

“Sebagai perayaan, Ayah sama Mama ngundang kamu dan Kakak kamu makan malam bersama, hari ini. ”

“Yah,.. ”

“Please, Haruto. Ini cuma makan malam, habis itu Ayah gak bakal ganggu kamu lagi.”

“Oke.”

“Kamu siap-siap, 10 menit lagi kita berangkat.”

“Hm,”

Haruto melangkahkan kakinya ke lantai dua setelah Ayahnya pergi dari hadapannya. Harusnya Haruto senang seperti Hendery, tapi sampai saat ini Haruto tetap tidak bisa berdamai dengan keadaan bahkan Haruto enggan melakukan itu. Setiap mencoba, maka saat itulah hatinya terasa sakit mengingat orang yang paling dia sayangi pernah merasakan hidup diantara dua orang yang saling mencintai.

“Secepat itukah Ayah lupain semua tentang Bunda?”

°°°

“Haruto, kenapa gak dimakan? Apa kamu mau pesan makanan kesukaan kamu? Mama bisa pesanin, kamu mau apa, Sayang?”  tanya Fahira perhatian.

𝐁𝐀𝐃 𝐁𝐎𝐘 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang