❝This relationship can only end if I tell you to go.❞
.
.
.
Note : cerita ini pernah diupdate dan udah end, bahkan udah ada sequelnya. ini full remake.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
❝Have you ever been a fool for love?.❞
°°°
4 months later...
"May, masih lama gak?" Mayra yang lagi mencatat materi di papan tulis itu menoleh.
"Masih lumayan banyak, kalo lo mau pulang dulu. Pulang aja, gue gapapa kok."
"Yakin? Sekolah udah mulai sepi loh," Tiya memastikan.
Mayra ngangguk yakin. Tiya yang memang sudah ditunggu supir pribadinya itu pun mau tak mau meninggalkan Mayra di kelas yang sudah sepi itu.
Mayra menatap punggung Tiya yang mulai hilang itu, helaan nafas keluar dari mulutnya. Tadi Mayra dapat hukuman dari Pak Jae untuk membersihkan toilet selama pembelajaran beliau berlangsung, karena tidak mengerjakan tugas. Lebih tepatnya lupa.
Mayra termasuk murid rajin yang tak pernah absen mengerjakan tugas, tapi akhir-akhir ini jam belajar Mayra sedikit terganggu karna Mayra harus banting tulang setelah jam sekolah selesai.
Mayra bukan dari kalangan atas, maka dari itu Mayra harus berusaha mencari uang untuk biaya hidupnya sendiri. Kedua orang tua Mayra sudah meninggal dunia, bisa dikatakan Mayra sudah tidak punya siapa-siapa di dunia ini karena dia anak tunggal.
Mayra merapihkan alat tulisnya.
"May."
Mayra noleh kearah pintu, disana ada Yoshi. Sahabat pacarnya.
Yoshi mengikuti langkah Mayra dari belakang. Yoshi heran sekaligus kagum kepada Mayra yang masih bertahan dengan Haruto, ataupun kelakuan bejat Haruto.
"May." Yoshi menepuk pundak Mayra yang tiba-tiba berhenti.
Yoshi ikut melihat arah pandang Mayra.
"Ma-,"
"Udah biasa gue liat Haruto sama beda-beda cewek setiap harinya."
Yoshi noleh, dia benar-benar salut sama sikap Mayra. Yoshi merangkul bahu Mayra.
"Gue tau lo udah biasa. Tapi May, ada saatnya lo nyerah buat mempertahanin hubungan kalian."
Mayra natap lekat Yoshi, Mayra menggeleng.
"Tapi lo juga harus tau, Yosh. Gue udah sayang banget sama Haruto disamping kelakuan dia yang gak bener."
Yoshi bungkam. Lelaki dengan tindik di telinga kanannya itu lebih milih narik tangan Mayra untuk jalan lagi ke parkiran motornya.
Saat mereka berdua melewati Haruto dan seorang cewek yang Yoshi yakini adek kelas mereka itu lebih milih acuh daripada menyapa Haruto.
Beda dengan Mayra. Mayra justru natap Haruto dengan tatapan teduhnya sembari tersenyum.
Haruto mengalihkan pandanganya kesamping, enggan menatap mata teduh itu.
Setelah mereka sampai di samping motor Yoshi, Mayra cuma ngehela nafas dan nguatin hatinya
°°°
Jam 10 malam. Itu tandanya shift kerja Mayra di Cafe selesai.
"May, itu bukannya cowok lo?" Lia-teman satu shift Mayra tersebut menunjuk seseorang yang baru saja memasuki Cafe.
Mayra menoleh, dan benar saja itu Haruto. Mayra berjalab menghampiri pacarnya yang berdiri tak jauh dari pintu masuk.
"Udah selesai, kan?" tanya Haruto seperti biasa. Datar.
Mayra mengangguk dengan senyum di bibirnya.
"Sebentar, aku mau ganti baju dulu." pamit Mayra untuk berganti pakaian.
Haruto hanya bergumam dengan mata serius menatap ponselnya.
Drrt drrt
Haruto segera mengangkat telfon dari Jayden.
"Ada apa?"
"Leo nantangin balap lagi sekarang."
Haruto melirik Mayra yang sedang berjalan kearahnya.
"Gue anter Mayra, 10 menit lagi gue ke circuit." setelah berkata seperti itu, Haruto memasukan ponselnya kedalam saku jeansnya.
"Haruto, kita mam-,"
"Gue gak ada waktu. Cepet!" potong Haruto segera menarik pergelangan tangan Mayra keluar Kafe.
"Tapi, persed-,"
"MAYRA!" sentak Haruto.
Mayra bungkam, tidak membuka suara kembali. Pun ketika Haruto melempar helm untuknya, Mayra diam. Sudah biasa atas sikap Haruto.
Haruto mengendarai motor diatas rata-rata. Dalam waktu kurang dari lima menit, motor Haruto telah sampai di depan gedung Apartement kecil Mayra.
"Haru-,"
"Masuk." titah Haruto menunjuk gedung Apartement dengan dagunya.
"Mau kemana?" tanya Mayra cepat sebelum kata-katanya dipotong lagi.
"Circuit."
Mayra menahan lengan Haruto, alhasil Haruto menoleh dengan wajah garangnya.
"Apa lagi?!"
"Ini udah malem Haruto, besok bukannya kamu ulangan?"
Haruto mengkibaskan tangannya di depan Mayra.
"Minggir!" sentak Haruto saat Mayra memegang lengannya lagi. Mayra mundur satu langkah mendengar bentakan Haruto. Sudah sering memang, tapi Mayra masih kaget mendengar suara Haruto itu.
"Haruto, kapan kamu berubah? Sebentar lagi kita kelas-,"
"Pusing gue denger bacotan lo." ucap Haruto sebelum melajukan motornya menjauh dari kawasan Apartement.
Mayra menatap nanar kepergian pacarnya. Mayra juga tidak tahu kapan pacaranya itu berubah, yang Mayra tahu yaitu rasa cintanya yang telah membuat dia bego sampai bisa bertahan 4 bulan lebih dalam hubungan toxic ini.