Membayar hutang hari kemarin. Selamat membaca semoga terhibur!
.
..
.Beomgyu menatap datar ketiga orang di depannya.
“Beomgyu, aku sangat berterima kasih atas semua kebaikanmu selama ini. Mungkin jika tidak ada kau waktu itu, aku tidak akan bertemu dengan Rewon dan Taehyun lagi.”
Beomgyu mengangguk.
“Datanglah ke kantor saat kau merasa sehat. Aku sudah menyediakan tempat untukmu.” Taehyun mencoba tersenyum. Jujur saja, dia khawatir pada Beomgyu. Dan, satu lagi, tentang ayah bayi di dalam kandungan Beomgyu, Taehyun akan berusaha mencarinya. Dia melakukan itu karena juga merasa bersalah pernah menyetubuhi Beomgyu secara tidak sadar. Dia sangat menyesal.
“Aku akan datang besok,” kata Beomgyu. Karena, ya, sekarang sudah pukul empat sore.
“Jangan memaksakan dirimu,” Jungwon menimpali. “Taehyun pasti akan membuat pengecualian untukmu.” Dia menyenggol siku Taehyun. “Ya kan?”
Taehyun mengangguk.
“Ya sudah, Beomgyu, kami pergi dulu.”
“Iya.”
Usai kepergian mereka, Beomgyu langsung menutup pintu dan melangkah menuju ruang tamu. Dia duduk dan terdiam di atas sofa. Beomgyu mengamati sekitarnya. Lagi-lagi sepi.
Dalam diamnya, Beomgyu mengingat kejadian dini hari itu lagi. Apa dia harus melaporkan kejahatan itu pada polisi? Tapi Beomgyu benar-benar malas keluar dari apartemen. Dia juga tidak mau digunjing dan dipermalukan di sana.
“Hah...” ia menghela napas. Menatap langit-langit ruang tamu, sambil berpikir, apa yang harus dia lakukan sekarang?
“Memulai permainan?” gumamnya. “Aku masih ingin melihat orang-orang mencemoohku sedikit lagi, tapi apa boleh buat mereka menarikku untuk segera membuka kartuku.”
Beomgyu berdiri, menyeringai. Ia menatap tajam sebuah tembok dari batu alam yang memiliki beberapa garis horizontal dan vertikal yang saling berlawanan berwarna putih nyaris tidak terlihat.
Beomgyu berjalan ke sana. Dia mendorong hati-hati tembok itu hingga terbuka berlawanan. Beomgyu masuk dari sisi kiri lalu menutupnya kembali.
Di dalam sana, adalah tempat rahasia Beomgyu. Tempat yang menyembunyikan identitas dirinya selama delapan tahun sejak kematian kedua orang tuanya.
Beomgyu melangkah, berbagai alat komputer dan layar bahkan hingga keyboard screen ada di sana. Beomgyu sudah memiliki benda-benda itu sejak dia SMA. Dia mempelajari banyak hal tentang Cyber Security dan membuat Dark Web-nya sendiri. Dia bahkan pernah membobol bank untuk hidupnya yang pada waktu umur sembilanbelas tahun sangat menyedihkan. Katakan saja, dia pernah mencuri. Damn it!
Beomgyu duduk di belakang meja yang menampung sebuah komputer dan CPU. Dia menatap dinding di depannya, tertempel berbagai tulisan dan foto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Being Free
FanfictionBeomgyu hanya ingin bebas! Tidak ingin menjadi orang baik yang lemah, dan tidak ingin menjadi orang jahat yang dibenci. Tetapi, semua rencananya hancur berantakan karena satu orang.