Taehyun terbangun dari tidurnya tanpa mendapat kehadiran Beomgyu di sampingnya. Dia menukikkan alis sembari menyapu seluruh kamar dengan pandangannya yang menyipit. Taehyun menyibak selimut dan menuju kamar mandi. Mencuci muka, menggosok gigi, lalu mengganti pakaian tidurnya dengan pakaian yang lebih santai. Hari ini dia memutuskan untuk mengambil cuti karena, ya, dia merasa sangat lelah. Terutama pikirannya.
“Beomgyu sudah pulang satu jam lalu,” Soobin menjelaskan sambil mengoles selai ke atas rotinya. “Dia ingin kembali ke apartemen, hanya itu alasannya.”
“Hmm.”
“Kau tidak cemas?” Soobin heran.
“Aku akan pergi ke apartemennya setelah ini.” Taehyun duduk dan mengambil sarapannya.
“Temui Rewon, Taehyun. Dia rindu padamu tapi tidak berani mengatakannya.”
Taehyun mengurungkan niat untuk melahap sarapan. “Apa dia sudah sarapan?”
“Dia tidak mau keluar dari kamar sama sekali. Sarapannya sering telat. Kau ingin mengajaknya kemari?” Soobin mendongak melihat Taehyun beranjak dari duduknya.
“Ya.”
Taehyun memasuki kamar Hyura dan mendapati ibunya sedang membujuk Rewon untuk sarapan. “Biar aku saja, Ibu.”
Hyura sangsi, kemudian akhirnya mengangguk setelah melihat Rewon mengulurkan tangan ingin digendong Taehyun.
“Rewon rindu daddy.” Bocah itu memeluk erat leher Taehyun.
“Maafkan daddy mengabaikanmu, sayang.”
“Papa kemana? Kenapa tidak pulang lagi? Rewon merindukannya.”
“Aku tinggal ke ruang makan. Sarapannya kutaruh di sini.” Hyura menyahut.
Taehyun mengangguk memperhatikan Hyura meletakkan mangkuk bubur ke atas nakas.
“Apa daddy dan papa berpisah seperti orang tua Nara?” Rewon ingat ada temannya yang menceritakan bahwa kedua orang tuanya sudah berpisah. Tidak tinggal dalam satu rumah dan memiliki keluarga baru.
Taehyun mengembuskan napas pelan. “Maafkan daddy dan papa, sayang.” Taehyun mengusap punggung Rewon. Lalu mencium dahi Rewon. “Daddy tidak bisa bersama dengan papa lagi.”
“Apa daddy berselingkuh?”
Taehyun cukup terkejut dengan pertanyaan itu. Tapi, dia harus menjawab sebelum Rewon yang suka mencari tahu dan berbuat aneh-aneh itu kecewa dengan hasil pencaritahuannya. “Sebelum daddy bercerita, Rewon harus berjanji tidak akan membenci siapa pun, oke?”
“Rewon tidak berjanji tapi Rewon akan berusaha, Daddy.” Rewon dengan suara paraunya ingin menangis seolah-olah tahu apa yang akan Taehyun sampaikan padanya.
“Hmm.” Taehyun menurunkan tubuh Rewon untuk duduk di tepi ranjang Hyura. Dia berjongkok di depan puteranya kemudian tangannya meraih mangkuk bubur. “Sarapan, baru daddy akan memberitahumu semuanya.”
“Janji?”
“Semua yang ingin kau ketahui.” Rewon pun mengangguk.
Taehyun bukannya ingin membohongi Rewon, tetapi dia hanya memastikan Rewon sudah memakan sarapannya sebelum dia diam karena merenung lagi. Kebiasaan itu sudah Taehyun ketahui jika Rewon sedang bingung dan ingin memutuskan sesuatu secara dewasa. Taehyun tidak tahu dari mana pemikiran seperti itu menghampiri hingga Rewon dapat melakukannya.
“Bisakah daddy ceritakan sekarang?”
“Minum dulu.”
Rewon mengangguk dan menerima segelas air putih dari Taehyun. Meneguknya pelan selama empat kali kemudian memberikan gelasnya kembali pada Taehyun.

KAMU SEDANG MEMBACA
Being Free
FanfictionBeomgyu hanya ingin bebas! Tidak ingin menjadi orang baik yang lemah, dan tidak ingin menjadi orang jahat yang dibenci. Tetapi, semua rencananya hancur berantakan karena satu orang.