Beomgyu memberikan segelas air putih pada Hyura. “Meminum air putih baik untuk waktu seperti ini.”
“Terima kasih, Beomgyu.”
“Ya.”
Setelah memastikan ketakutan Hyura berkurang, Beomgyu berjalan ke arah Taehyun. Lelaki itu sedang menggendong Rewon yang tertidur setelah menangis kencang karena marah. “Apa dia masih meracau?”
“Tidak.” Taehyun menjawab dingin.
Beomgyu ingin banyak bertanya tapi sepertinya ini bukan saat yang tepat. “Baiklah. Aku akan kembali menemani ibumu.”
Taehyun sebenarnya tidak ingin bersikap seperti ini pada Beomgyu. Dia tahu apa yang Beomgyu inginkan darinya, tetapi melihat Rewon menangis dan marah-marah karena dirinya memeluk Beomgyu cukup membuatnya pening. Rewon tidak tahu apa-apa.
“Papa...”
“Tidur kembali, Rewon.” Taehyun mengusap punggung puteranya lebih lembut.
“Maafkan Rewon, Beomgyu.” Hyura menatap Beomgyu di sampingnya. “Dia sempat memukulmu.”
“Tidak, Nyonya. Aku ... mengerti perasaan Rewon.” Beomgyu tersenyum getir.
Hyura menghela napas berat. Memandang gelas di tangannya penuh perhatian. “Aku tidak tahu kalau Sehwan akan berbuat sejauh ini. Dan aku tidak menyangka jika Yeonjun juga terlibat di dalamnya.”
Hyura menoleh. “Beomgyu, kalau aku boleh tahu, apa tujuanmu meretas perusahaan? Apa kau ingin mengambil hartamu kembali?”
“Tidak.”
Jawaban Beomgyu menarik perhatian Taehyun. Diam-diam lelaki itu menguping dan tetap berdiri membelakangi kedua orang yang sedang duduk di atas sofa ruang tengah rumahnya.
“Lalu? Kau bisa menemuiku jika kau membutuhkan bantuan untuk mengambil hartamu. Tidak sejauh itu hingga meretas sistem perusahaan.”
Beomgyu bisa mendengar sedikit kekesalan di dalam suara Hyura. “Aku minta maaf.”
“Tidak. Tidak. Kau tidak salah. Jangan meminta maaf.” Hyura menatap ke arah perut Beomgyu. “Bagaimana janinnya?”
“Beomgyu, kau bisa memakai kamarku untuk istirahat.” Taehyun mendekat. “Dia butuh istirahat, Bu,” katanya pada Hyura.
Hyura mengerutkan alis kesal. Namun dia mengangguk. “Pergilah Beomgyu.”
“Tapi—“
“Aku tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk padanya,” potong Taehyun cepat. Mengarahkan maksud pada bayi di dalam perut Beomgyu. “Kau butuh istirahat. Kita bisa bicara lagi besok.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Being Free
FanfictionBeomgyu hanya ingin bebas! Tidak ingin menjadi orang baik yang lemah, dan tidak ingin menjadi orang jahat yang dibenci. Tetapi, semua rencananya hancur berantakan karena satu orang.