1. Berbeda

41 6 1
                                    

Namaku Langitwi Charissa. Aku tak sama seperti yang lain, aku tak mempunyai rumah mewah ataupun mobil mewah. Aku hanya mempunyai rumah kecil yang layak untuk ditinggali bersama keluargaku.

Aku punya abang kandung. Namanya Surya dirgantara, aku dan dia hanya terpaut 1 tahun. Abang ku sangat digemari oleh wanita berbeda denganku, Tak ada yang mau denganku. Ya beginilah wajah menjadi penentu rasa suka.

"Surya sudah Ibu bilang jangan begadangg!!"

"Masih aja kamu bandell!"

"Maaf, Bu aku begadang hanya mencari kesenangan."

"Kesenangan apa maksudmu? Kamu jangan malu-maluin ibu ya!"

"Untung papa tiri mu gk kunci pintu, coba kalau dikunci. Mau tidur mana kamu?"

"Tidur luar lah!"

"Masih jawab kamu ya!"

Beginilah keluargaku selalu ramai sampai tetangga menjadikan gosip tentang keluargaku. Sekarang sudah jam 3 pagi abangku baru pulang, Aku memang suka menulis apa yang aku rasakan tengah malam, tanpa terusik.

Aku hanya mengintip dari pintu kamarku yang ku buka setengah, Aku sekuat tenaga menahan isakan tangisanku agar tak terdengar sampai sana. Aku sudah capek setiap hari mendengar pertengkaran ini, aku ingin keluargaku harmonis seperti yang lain!

______

"Git, Lu punya uang gk?" Tanya surya yang tengah duduk di motor ulungnya.

"Gitwi cuman ada 10 ribu bang, Itupun buat bayar kas nanti," jawab langitwi dengan nada lemas.

"Terus gimana dong, Git. Bensin gua habis nihh gk cukup buat berangkat sekolah," ujar surya yang nampak kebingungan.

"Hee! Kenapa belum berangkat?" Tanya Riska menatap heran kepada kedua anaknya.

"Itu bensin abis kita gk ada ua---,"

"Kita berangkat dulu,Bu." Selah langitwi sembari naik ke motor surya. Surya langsung menancap gas dan pergi dari pekarangan rumahnya.

"Git, lu yang bener aja? Nanti mogok gimana? Telat kita nanti?"

"Beli pakai uang gitwi aja, Bangg!" Sahut langitwi.

"Katanya ta--,"

"Udah gapapa!"

Surya menghela nafas panjang, bagaimana tidak? Adik kandungnya ini slalu mengalah membuat ia malu karna tak pecus menjaga adiknya. Mereka berdua juga tak pernah sarapan pagi. Uang saku juga jarang.

"Yaudah!" Balas surya membelokan stirnya ke pom bensin.

Kini mereka tlah sampai di parkiran sekolahnya. Surya kelas 12 ips dan langitwi 11 ipa 2.

"Nanti abang jajan apa di kantin?" Tanya langitwi saat sudah turun dari motor sembari melepas helm nya.

"Biasa, Ngandelin anak-anak, nanti gua anterin makanan di kelas lu ya? Lu mau apa? Batagor?" Balas santai surya sembari menata rambutnya.

"Gausah deh, Gitwi kenyang," ujar langitwi menampakkan gigi ratanya.

"Kenyang apaan? Makan angin lu?" Ledek surya sembari menaikan sebelah alisnya dan sesekali terkekeh.

Langitwi menghentak-hentakan kakinya karna abangnya menertawainya. Matanya tak sengaja melihat luka lebam di sudut bibir abangnya.

"Ini kenapa?" Tanya langitwi membuat surya menghentikan gelak tawanya.

"Oh ini? Tadi gosok gigi salah masukin lubang!" Jawab asal surya sembari memegang sudut bibirnya.

"Ish! Serius!" Ucap langitwi menaikan nada bicaranya.

Goresan Luka ||On-Going||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang