"Ayo, Git. Nih gua pakein ya!" ujar Dawam memakaikan helm kepada Langitwi.
Langitwi tak menghiraukan Dawam, matanya selalu menatap gerak-gerik Abangnya dengan Rere menaiki mobil.
"Mobil siapa?" ucap Langitwi dalam hati.
Stelah Dawam memakaikan helm kepada Langitwi, ia melihat wajah Langitwi yang ditekuk, matanya juga menggenang. Dengan segera Dawam menatap ke arah yang dilihat Langitwi.
"Oh, itu mobil barunya Abang lu, tadi pagi gua baru dapet info. Gua juga sengaja kasih tau lo biar sakit hati," ujar Dawam menatap Langitwi kembali lalu, menaik turunkan alisnya.
"Gila! Temen macam apa kamu?" ketus Langitwi.
"Salah? Gausah nyesek gitu, muka udah jelek pakek ditekuk segala! Gua yakin nanti lo bakalan bisa beli mobil kaya gitu!" timpal Dawam merangkul bahu Langitwi.
"Susah sih! Kalau ngomong sama manusia yang gak punya beban hidup!" saut Langitwi.
"Ngasal! Beban gua lebih banyak ngab, lu segitu? Udah nangis kejerr!" ejek Dawam menaiki motornya, disusul Langitwi.
____
"Gitwi! Ke rumah gua dulu ya?" tanya Dawam ditengah perjalanan.
"Iya! Lagian males pulang ke rumah!" saut Langitwi dengan suara lebih keras, guna Dawam mendengarnya.
"LO KALAU GAMAU YAUDAH BILANG,GUA GAK MAKSA! GAUSAH NGEGAS!" teriak Dawam, membuat Langitwi mengerutkan dahinya.
"BIAR LO KEDENGERAN BEGO!" ketus Langitwi ikut jengkel.
"MAKANYA DEKETAN NGABB!" saut Dawam lagi, lalu menarik tangan Langitwi melingkar di pinggangnya.
"Rasanya ingin tepar!" monolog Langitwi dalam hati.
______
"Ko sepi?" ucap Langitwi saat sudah tiba di rumah Dawam.
"Kek hati lu sepi ya?" tanya Dawam santai lalu merapihkan rambutnya yang agak panjang itu.
"Apaan orang hati aku sekarang rame! Berbunga-bunga, bahkan ada tawonnya juga!" ucap Langitwi dalam hati, ia mulai tersenyum tak jelas.
"Ngapain lo senyum-senyum? Perasaan rumah gua gak angker deh!" tanya Dawam menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Dahlah, ayo masuk!" ajak Dawam menarik pergelangan tangan Langitwi.
Langitwi tertegun saat memasuki rumah Dawam yang dari luar terlihat sangat kecil, tapi di dalamnya sangat astetic, rapih dan bersih.
Namun yang jadi pertanyaan di otak Langitwi adalah, kenapa kebanyakan warna pink? Oh, mungkin Dawam memiliki adik perempuan, pikir Langitwi sembari memanggut-manggut setuju.
"Kamu punya adik perempuan ya?" tanya Langitwi langsung kepada Dawam.
Wajah Dawam terlihat terkejut, "Duduk dulu, Git. Gua buatin lu minuman!" alih Dawam langsung menuju dapur.
"Iya!" jawab antusias Langitwi langsung duduk disofa yang berwarna pink itu.
"Nih gua buatin lo teh manis tanpa gula, soalnya yang manis 'kan ada didepan lo!" ucap Dawam menaruh secangkir teh dihadapan Langitwi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goresan Luka ||On-Going||
Teen Fiction||Update sesuai mood|| Gadis yang tak pernah dianggap ada keberadaanya. "Putus sekolah? Bukan hal mudah! semua manusia pasti akan beropini sendiri tanpa mencari kebenaran, Yang terlintas difikiran manusia adalah Menghujat,hujattt,hujattt,dan hujattt...