"Kemana, Abang mu itu? Dari semalem gk pulang, papa sampai gk bisa berangkat kerja," ucap riska khawatir.
"Gatau, Bu. Nanti kalau ketemu di sekolah Gitwi suruh pulang," balas gitwi tersenyum manis. Ia juga sampai tak bisa tidur semalam ia hanya bisa menangis dan memikiri abangnya tidur dimana.
"Ini semua salah papa! Coba papa gk mukul surya, pasti dia masih disini. Aku gk punya uang lagi, Pa. Kalau papa gk kerja terus!" Ucap riska frustasi memikirkan ke uanganya.
"Bagaimna gk emosi coba? Anakmu bilang akan bunuh kita! Sebelum ia bunuh anaku udah aku bunuh duluan anak gktau dirimu itu!"
"Selama ini aku diam bukan brarti takut! Anakmu itu memang sudah kelewat batas kelakuanya!"
"Biarin aja dia pergi! Aku juga gk sudi lihat mukanya lagi."
Balas briam emosi, ia tak trima disalahkan karna surya pergi dari rumah.
"Tapi kita butuh sepeda motor,Pa. Mau makan apa kita kalau gk kerja?" Sentak riska.
"Kamu juga, Gitwi! Tolong dong kamu juga bantu ibu jangan diem-diem aja!" Ucap riska menoleh ke gitwi.
"Gitwi harus apa, Bu? Gitwi juga pengen bantu," balas gitwi pelan, ia merasa bersalah karna tak bisa membantu ekonomi keluarganya.
"Sudahlah sumber masalahnya itu di surya! Kalau dia anak baik-baik. Ia pasti mikirin gimana nanti sama adik-adiknya kalau sepeda motor itu dia bawah!" Ujar briam. Membuat riska terdiam cukup lama.
Jika kalian bertanya kenapa gk naik motor surya yang ulung? Karna kontak motor itupun dibawah oleh surya.
___________
Langitwi jalan kaki menuju sekolahnya, ia tak merasa kecapean karna ia sudah berjalan kaki selama ini.
Lagi-lagi Gitwi tak sarapan, Wajahnya terlihat sangat pucat dengan rambut yang dibiarkan ter urai. Saat ia sampai di sekolahan ia mencari-cari keberadaan Surya, Namun yang ia lihat adalah fauzi, teman abangnya.
"Kak fauzii!" Panggil gitwi membuat fauzi menoleh. Dengan segera gitwi berlari kecil menemui fauzi.
"Lihat abang surya gk?" Tanya langitwi.
"Oh surya? Itu di kantin sama yang lain," jawab fauzi menunjuk ke arah kantin. Disitu terlihat surya yang asik tertawa dengan sahabatnya.
Tunggu rere?
"Kalau gitu aku kesana dulu ya, Kak." Pamit gitwi, namun tanganya ditarik oleh fauzi.
"Lu itu adik nyusahin tau gk! Kalau gua jadi surya udah gua buang lu," ucap fauzi membuat gitwi tercengang, apa maksudnya.
"Maksud kakak apa ya?" Tanya gitwi.
"Lu gk nyadar selama ini lu jadi beban surya? Lu slalu sakit, Gua capek pinjemin mobil buat anter lu ke rumah sakit. Kalau surya bukan sahabat gua, gua pasti gk bakalan mau nolongin lu," ucap fauzi menekan kata-katany sembari memperkuat cengkraman tanganya di pergelangan tangan gitwi.
"Mending lu mati deh! Ga guna lu hidup tau gk! Cuman jadi beban dunia aja!" Lagi lagi ucapan fauzi menusuk ke hati gitwi, Sesak rasanya. Sekuat tenaga gitwi menahan likuit benang yang akan mengalir deras membasahi pipinya.
"Kakak bukan siapa-siapa. Gausah ikut campur!" Tegas gitwi melepas tanganya dari cengkraman fauzi, dan berlari menemui surya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goresan Luka ||On-Going||
Teen Fiction||Update sesuai mood|| Gadis yang tak pernah dianggap ada keberadaanya. "Putus sekolah? Bukan hal mudah! semua manusia pasti akan beropini sendiri tanpa mencari kebenaran, Yang terlintas difikiran manusia adalah Menghujat,hujattt,hujattt,dan hujattt...