📝-7''~•°

958 152 14
                                    

Vomet, thanks 💞

HAPPY READING!!
.
.
.
.
.
Sorry for typo.


"Bunda tolong aku" kamu memanggil ibu mu terus menerus dengan air mata yang tak hentinya menetes.

"Bunda" suara itu terdengar begitu menyakitkan bagi siapa saja yang bisa mendengarnya.

Tapi tak bisa di pungkiri kalau orang itu hanya bermimpi.

______

Dengan deruh nafas yang tidak beraturan kamu membuka mata mu.

Dada mu merasakan sesak yang cukup mendalam, mata mu juga tidak bisa fokus ke satu titik Karna merasakan rasa ketakutan.

Bibir mu bergerak mengucapkan kata 'Bunda' walaupun tidak bersuara.

Kamu melihat ke sekeliling ruangan, kala merasa familiar dengan tempat ini kamu langsung bernafas dengan legah, kejadian buruk itu.. tidak terjadi.

Kamu pun menuruni brankar UKS dengan berhati-hati, lalu membuka korden yang menutupi ranjang sebelah.

Dan kamu malah menemukan Jeno yang sedang tertidur di sana dengan tangan kanan yang di perban.

Tak lama orang yang sedang tertidur itu perlahan membuka mata nya saat menyadari kalau sinar matahari menusuk hingga ke retina mata nya.

Ia pun mencoba untuk mengerjap-ngerjap kan mata nya. Mencoba untuk menyesuaikan matanya dengan sinar itu. Di saat itu juga penglihatan nya menangkap telapak tangan yang berusaha melindungi matanya dari sinar matahari.

Saat ia menoleh ia malah mendapati senyuman seorang gadis yang ia selamatkan pagi tadi, senyumannya sungguh hangat hingga siapapun yang melihatnya juga ikut merasakan kehangatan.

Jeno melihat lebih jauh lagi, yaitu mata gadis itu.. jika di lihat sekilas mata itu menunjukkan pancaran cahaya indah dari sana, tetapi jika di lihat lebih jelas lagi maka Jeno menemukan kehampaan di dalamnya. Sulit untuk di jelaskan Karna Jeno juga memiliki hal yang sama.

Melihat mata dan senyuman gadis itu sangatlah singkat, tetapi menurut Jeno seperti baru saja ia mengalami slow motion secara tidak langsung, ia rasa waktu berhenti berputar di saat itu juga.

Hingga akhirnya Jeno merasakan kalau tidak akan baik jika ia terus memperhatikan wanita itu terus-menerus, maka dari itu ia segera membenarkan posisi nya menjadi duduk.

Kamu pun membuat bahasa isyarat untuk jeno 'gumawoo jeno--sii, jika kamu tidak ada.. aku tidak tau apa yang akan terjadi'

Lantas ia tersenyum hangat saat itu juga "tidak apa-apa, yang penting kau baik-baik saja sekarang" balas Jeno.

Kamu kembali membuat bahasa isyarat 'apa yang harus aku lakukan untuk membalas mu? Aku tidak suka jika tidak membalas nya'

"Em.. biar ku pikirkan" Jeno pun berfikir "ah bagaimana kalau buatkan aku makanan selama 1 bulan, tidak keberatan kan?" Tanya Jeno.

Mendengar persyaratan Jeno tentunya kamu tidak keberatan, hanya saja masih bingung di waktu apa yang tepat.

'bekal atau makan malam?' tanya mu tentu dengan isyarat.

"Sesekali bekal, sesekali makan malam, bagaimana?" Jeno balik bertanya.

Kamu awalnya berfikir dulu, bagaimana caranya mendapat bahan makanan untuk Jeno sementara kamu saja sulit untuk makan.

Malah di sisi lain Jeno mengamati wajah mu yang tampak berfikir "dia tentu bisa kan? Yah semoga saja dengan ini aku tidak merepotkan nya dan bisa makan dengan normal dalam sebulan" batin Jeno, pikirnya orang diifabel seperti mu tentu ada yang memperhatikan, dalam artian Jeno menebak kalau kamu hidup normal, memiliki keluarga yang bisa menjagamu dengan baik dan memiliki apapun yang tidak Jeno miliki, nyatanya . Ia salah . Kalian memiliki kehidupan yang sama-sama menderitanya.

[✓]ɴᴏᴛᴇʙᴏᴏᴋ • ᴸᵉᵉ ᴶᵉⁿᵒ ˣ ʸᵒᵘTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang