(baku) 65

78 11 0
                                    

"Aku harus pergi setelah menemuimu, katakan pada semua orang inilah saatnya aku pergi. Sebagian ingatanku sudah lama hilang dan semakin lama akan semakin menghilang seperti menghilangnya diriku" Ujar Pete di tengah acara makan siangnya dengan Yeri.

"Kau! Bagaimana denganku hah! Kau meninggalkanku setelah melewati semuanya?" Tanya Yeri menghentikan makannya.

"Maafkan aku okay, aku harus pergi. Jangan lupakan aku" Ujar Pete.

"Bagaimana aku bisa melupakan bajingan sepertimu hah!" Ujar Yeri sedikit meningkatkan suaranya sehingga beberapa orang melihat mereka.

"Aku tak bisa mengingat apa tujuanku yang kita rencanakan, aku hanya mengingat dirimu karena orang yang terakhir aku lihat adalah dirimu" Ujar Pete.

"Tapi kenapa empat jam? Kenapa kamu tau jika kau akan pergi setelah empat jam berakhir?" Tanya Yeri.

"Aku harus pergi, tubuhku bahkan sudah mati rasa sekarang. Lihat? Makananku bahkan belum dimakan sam sekali bukan? Kakiku sakit Yeri, aku tidak bisa menahannya lebih lama lagi" Ujar Pete.

"Jika kau sakit katakan! Sekarang kita ke rumah sakit okay!" Ujar Yeri berdiri dan sempat menarik tangan Pete.

Brukk!

Tapi sebelum Yeri benar benar mengangkat Pete untuk membantunya berdiri, Pete lebih dulu jatuh karena badannya yang benar benar sangat kesakitan.

"Pete! Pete! Kau tak apa! Sekarang kita ke rumah sakit okay!" Ujar Yeri kaget bukan main saat melihat Pete terbaring lemah di lantai kantin kantornya.

Banyak orang yang melihat kejadian ini sampai membuat sebuah kerumunan. Mereka tidak percaya dengan apa yang mereka lihat, orang yang beberapa saat lalu terlihat sehat bahkan sangat sehat sekarang terlihat seperti orang yang sudah mengalami kejahatan yang kejam.

"Hubungi ambulans cepat!" Teriak Yeri pada kerumunan orang di dekatnya.

"Baik bu" Ujar sang karyawan.

"Tak usah, aku baik baik saja" Ujar Pete.

"Aku tak percaya! Aku takkan pernah percaya pada omonganmu lagi! Kau harus sembuh!" Ujar Yeri.

"Aku akan sembuh, aku tidak akan merasa kesakitan lagi setelah ini. Kau harus percaya padaku" Ujar Pete.

"T- tapi...." Belum sempat Yeri menyelesaikan kata katanya, Yeri melihat Pete menyerngit dan terlihat jika Pete berusaha mati matian menahan suaranya dengan menggigit bibir bawahnya.

Arghhhhh!

"Pete! Pete! K kau kenapa?" Tanya Yeri panik.

Pete hanya melihat sekelilingnya bingung, yang bisa ia rasakan sekarang adalah sakit yang luar biasa. Tapi sesaat setelah ia melihat banyaknya orang di sekitarnya membuat dia sedikit bingung di tengah menahan rasa sakitnya.

"S siapa kali- ARGHHHH!" Ujar Pete sebelum merasakan tubuhnya kesakitan lagi.

"K kau jangan bercanda Pete! Itu tak lucu!" Ujar Yeri teriak.

Tak ada jawaban apapun selain ringisan yang keluar dari bibir Pete. Setelah beberapa menit kemudian, mata Pete menutup dan yahh ini membuat Yeri panik beserta beberapa karyawan yang menyaksikan semuanya.

"Hei Pete! Bangunlah sialan!" Ujar Yeri mengguncangkan tubuh Pete yang masih terbujur kaku di pahanya.

Tak berapa lama ada seseorang yang datang bersama dengan beberapa bodyguard di belakangnya.

"Ada apa ini? Kenapa Renjun?" Tanya Wendy.

"Dia- Dia, aku tidak tau!" Ujar Yeri tergagap karena masih belum menyadari apa yang sudah terjadi sesaat yang lalu.

Huang Renjun as always (NOREN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang