(Baku) 89

107 11 0
                                    

"Temukan Renjun secepatnya!" Teriak Jeno frustasi malam hari saat ia menemukan secarik kertas dengan tulisan dan tanda nama Renjun di kertasnya.

Sebenarnya ia ragu dengan apa yang ia temukan di toilet sesaat setelah ia pulang bekerja. Tapi apa yang ia lihat adalah salah satu petunjuk tentang keberadaan Renjun sebenarnya. Tulisan yang terlukis di kertas putih itu sangat sama dengan tulisan tangan Renjun, itulah yang membuat Jeno yakin dan memutuskan untuk mencari Renjun hingga dapat malam ini juga.

"Apa yang kau dapatkan hingga kau mengerahkan semua orang sampai seperti ini?" Tanya Chanyeol yang juga ikut panik mendengat teriaka Jeno dari dalam kamar.

Seluruh keluarga besar Renjun dan Jeno kini sedang berada di apartemen mereka. Memang sebenarnya Jeno sama sekali tidak mengizinkan keputusan ini semua tapi semua orang memaksa agar diizinkan.

Chanyeol dan Wendy masih mencari keberadaan Renjun dengan banyaknya koneksi yang ia punya termasuk mengerahkan beberapa detektif bahkan hacker ternama di negara negera pimpinannya.

"Renjun, dia meninggalkan surat untukku di toilet" Ujar Jeno.

"Di toilet? Untuk apa ia meninggalkan pesan di toilet? kenapa tidak langsung saja memberi pesan padamu?" Tanya Chanyeol di setujui oleh semuanya.

"Aku tidak tau apa maksudnya tapi aku curiga jika ia tidak mau melakukan itu semua" Ujar Jeno.

"Ahh aku tau ini kenapa!" Ujar Felix teriak tiba tiba.

"Sejak kapan kau datang?" Tanya Xin yang terkejut mendengar suara Felix yang kencang.

"Katakanlah Felix!" Ujar Chanyeol.

"Aku fikir .....".

Disisi lain Guanlin yang masih melihat semua interaksi yang terjadi di apartemen Renjun dan Jemo sangat marah karena ia sedang di bohongi oleh Robin yang ternyata adalah Renjun.

"ARGGHHHHH! Sialan Huang Renjun!" Teriak Guanlin.

Banyak orang yang sedang berjaga di rumah besar milik Guanlin dan semua orang tersebut terkejut dengan teriakan keras tiba - tiba sang boss besar mereka. Mereka tau pasti apa yang tengah terjadi dengan boss mereka, ia sedang benar - benar kecewa dan sedang emosi.

Mereka menatap takut - takut lantai yang kaki mereka injak, mereka terus berdoa agar kemarahan sang boss besar tidak berlangsung lama dan tidak mencelakai semua orang yang sedang berada di rumah besar itu.

Tapi sepertinya keberuntungan memang tidak berpihak pada mereka, Guanlin keluar ruang kerjanya dengan kemarahan yang bahkan belum pernah mereka lihat sebelumnya. Guanlin yang kini sedang berjalan dengan membawa sebuah besi di tangannya menatap tajam semua orang yang sedang berjaga di sepanjang lorong rumah besarnya.

"Kirim 10 orang ke ruang latihan bawah tanahku sekarang!" Ujar Guanlin pelan tapi penuh dengan penekanan yang membuat semua orang menjadi tegap sekaligus tegang dengan permintaan sang boss.

"B - baik Boss!" Ujar semua orang yang sedang berjaga tapi pandangannya masih menatap ke lantai.

Guanlin meninggalkan semua orang itu masih dengan besi besar yang ia seret ke lantai sepanjang ia jalan menuju ruang bawah tanah.

Setelah beberapa saat menunggu di ruang bawah tanah dengan segelas wine di tangannya, Guanlin melihat sepuluh orang yang ia minta datang dengan di seret beberapa orang penjaga rumahnya.

PRANGG!

"KENAPA LAMA SIALAN!" Teriak Guanlin melempar gelas yang semula ia pegang ke hadapan beberapa orang yang baru saja datang.

"M- maaf boss" Ujar semua penjaga yang menyeret sepuluh orang yang diminta oleh Guanlin.

"Kalian pergilah sekarang! Aku tidak ingin melihat kalian semua!" Ujar Guanlin menatap semua penjaga yang masih berdiri menghadapnya.

Huang Renjun as always (NOREN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang