(baku) 80

109 10 0
                                    

Suara tembakan itu terdengar begitu jelas hingga semua pengunjung hotel berhamburan keluar kamar merek dan berkumpul di halaman depan hotel.

Tak hanya itu beberapa pelayan dan pengelola hotel juga kini sedang mengetukkan pintu kamar Renjun dengan keras beberapa kali membuat semua orang panik.

Bukan hanya mereka saja yang panik bahkan semua orang di dalam kamarpun sama paniknya dengan yang di luar, terlebih lagi semua orang adalah teman dan semua bukan orang biasa.

Yuta yang mendengar itu langsung berlari tepat setelah suara tembakan itu terdengar, ia berlari menuju kamar mandi dimana hanya Renjun dan Yeri saja yang tidak ada.

Berlarinya Yuta juga membuat semua orang di dalam kamar panik terutama Vernon, Haechan dan juga Jaemin.

"ADA APA?" Teriak Yuta membuka pintu kamar mandi dengan paksa hingga pintu tersebut rusak dan terlepas.

Disana hanya terlihat Yeri yang pingsan di samping tubuh Renjun yang terduduk kaku. Yuta melihat itu kebingungan dan langsung mengangkat tubuh Renjun dan membaringkannya di kasur.

Haechan mengangkat tubuh Yeri dan juga membaringkannya di kasur, lebih tepatnya tempat dimana Jisung tidur.

Renjun menatap Yuta dengan sayu. Tapi setelah itu, ia langsung menempatkan jari telunjuknya ke depan bibir dan menginterupsi agar semuanya diam tak bersuara.

Renjun membawa pistol yang sebelumnya ada di tangan Yeri dengan menggunakan sarung tangan, meskipun Renjun masih merasa terkejut tapi ia langsung tersenyum mendapati Yeri tak sadarkan diri karena menolongnya.

Yuta masih menatap apa yang sedang di lakukan oleh Renjun saat ini. Renjun memasukkan koper baju miliknya sendiri.

Renjun menatap Yuta dan memintanya mengambilkan kertas dan pulpen yang sebelumnya di pakai Yeri menulis.

Buatlah seolah olah aku tertembak, apapun yang terjadi jangan sampai ada yang tau masalah ini termasuk Yeri.

Renjun memberikan kertas tersebut pada Yuta dan kembali menuliskan sesuatu dalam kertas baru.

Setelah ini buka pintu dan katakan jika aku tertembak dan sedang sekarat, jangan buat Jeno dan Jisung bertanya apapun soal diriku. Katakan padanya aku sedang dalam perjalanan ke China karena masalah di sana. Tapi setelah Yeri sadar, kirim dia ke China dan suruh dia mengurus masalah sekalian bersembunyi terlebih dahulu sebelum aku selesaikan masalah ini.

Hina dia sedang mengawasi kita bersama anak buah kakaknya. Akan aku pergunakan laki laki tadi untuk mengecoh mereka.

Yuta mengerutkan keningnya bingung dengan apa yang coba di jelaskan oleh Renjun tapi setelah itu ia berbalik badan dan menghadap semua orang termasuk laki laki yang kini sedang tertunduk.

"Renjun tiada" Ujar Yuta dengan wajah dinginnya.

Semua orang yang mendengar itu bingung dan langsung menatap Renjun yang kini sedang sibuk mewarnai bajunya dengan noda merah yang sebenarnya selai milik Jisung.

"Apa apaan ini! Bagaimana dia bisa mati!" Teriak Sea-young tiba tiba menambah kebingungan yang terjadi di sana.

Sea-young yang semula hanya bersandar di dinding, berteriak sambil menuliskan sesuatu di kertas yang semula di pegang oleh Yuta.

Bersikaplah seolah olah terkejut dengan kematian Renjun bodoh! Dia akan memulai perannya!

Setelah membaca apa yang di tuliskan oleh Sea-young membuat semua orang terkejut dan mengangguk patuh.

Huang Renjun as always (NOREN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang