Matahari muncul perlahan menggantikan bulan. Bintang pun ikut undur diri dan membiarkan cahayanya pudar kala sinar mentari menguasai langit. Awan juga ambil bagian. Ia muncul dengan warna putihnya, bukan hitam atau kelabu. Tak ingin menumpahkan hujan di pagi hari.
Burung-burung juga mulai berkicau. Terbang menyebar mengelilingi kota untuk membangunkan orang-orang yang masih terjaga di alam mimpi.
Seorang namja yang tadinya tengah tidur nyenyak di single bed miliknya pun terusik. Suara kicauan burung dan sinar mentari yang menembus celah gorden jendela kamarnya, mengusiknya.
Mau tak mau pun, kedua matanya terbuka.
Ia menggeliat. Merenggangkan tubuhnya dan kemudian mengerjapkan matanya.
Tangannya beralih mengambil ponsel yang ada di samping bantalnya. Melihat jam yang kini menunjukkan sekitar pukul enam pagi.
Ingin rasanya kembali terlelap. Tapi mengingat ia harus bekerja ya- mau bagaimana lagi.
"Semangat aku," gumamnya pelan sembari tersenyum kecil.
Ia lalu beranjak dari kasurnya dan segera masuk ke kamar mandi. Membersihkan diri dan bersiap ke tempat kerjanya.
Bukan pekerjaan sulit baginya meski di mata orang itu sulit. Well ya, menyumbangkan tenagamu untuk mengurus anak-anak pra-sekolah bukan hal buruk. Ia juga suka anak kecil, meski terkadang rengekan mereka cukup meramaikan sekitar. Bukan masalah besar.
Usai bersiap dan memakan sarapannya, namja itu pun berjalan keluar apartemen sederhananya dan berjalan ke halte. Seperti biasa, menggunakan angkutan umum ke tempat kerja. Rutinitasnya.
Perjalanan ke tempat kerjanya dengan bus memakan waktu sekitar lima belas menit. Jika ditempuh dengan jalan kaki, mungkin sekitar setengah jam lebih.
Namja itu lalu berjalan dengan semangat paginya masuk ke tempat kerjanya. Sebuah bangunan bercat warna warni dan beberapa gambar ilustrasi kartu lucu di dindingnya.
"Pagi, Bang Yedam!"
Merasa terpanggil, namja bernama Yedam itu menoleh.
"Pagi juga, Yoshi hyung! Asahi hyung sudah masuk ke dalam?" tanyanya pada orang tadi setelah membalas sapaannya.
Yoshi mengangguk. "Udah lah. Eh, kamu udah sarapan? Asahi bawa makanan banyak tuh,"
Yedam tersenyum dan mengangguk.
"Maybe later. Yedam udah sarapan tadi,"
"Ya, siapa tau belum kenyang. Hehe," canda Yoshi. Yedam hanya tertawa kecil menanggapinya.
"Yaudah lah. Hyung pergi dulu. Daa Yedam! Semangat kerja, ne!"
"Ne, kau juga hyung!"
Yedam manatap kepergian Yoshi. Ia lalu kembali melangkah masuk. Berniat menaruh tasnya dan bersiap menyambut anak-anak yang akan datang dengan orang tua mereka.
× × ×
Sudah hampir pukul delapan. Sudah banyak anak-anak di dalam bermain. Masih ada juga beberapa orang tua yang baru datang dengan anak mereka.
Yedam masih memasang senyumnya menyambut anak-anak yang baru datang itu.
"Yedam oppa~"
Yedam tersenyum lebih lebar kala seorang anak berusia dua tahunan berlari kecil ke arahnya dengan tas bergambar princess di punggungnya.
Ia lalu menekuk kakinya sampai nyaris bersimpu, dengan lututnya untuk menyejajarkan tinggi badannya dengan anak itu.
"Pagi, Yuri!"
KAMU SEDANG MEMBACA
•Young• [ℎ𝑎𝑟𝑢𝑑𝑎𝑚] ✔
Fanfiction"Pa, Hikaru mau mama." . . . ➷ - b×b - misgendering - bhs semi baku