Besok weekend. Reuninya sore hari. Haruto benar-benar memikirkan acara bodoh itu gara-gara Jeongwoo yang tidak diam. Terus menerus mengirimnya pesan yang berisi ajakan untuk datang.
Jika bukan karena ia perlu Jeongwoo untuk membantunya menggarap tugas, nomor Jeongwoo sudah diblokir oleh Haruto.
Well ya, bahkan jika Haruto ingin datang pun, siapa yang akan menjaga Hikaru? Satpam rumahnya? Jangan bercanda. Maidnya? Mereka pulang saat sore hari.
Membawa Hikaru ke acara reuni? Big no. Itu akan membuat orang-orang di reuni, Jeongwoo khususnya, heboh. Seorang Watanabe Haruto yang masih duduk di bangku semester dua kuliah, di usia yang terbilang muda, dua puluh tahun, sudah punya anak yang hampir berusia dua tahun. Heol.
"Ah, bodoamat. Aku takkan datang," monolognya kesal sembari memutar tubuhnya. Menghadap Hikaru yang kini tertidur lelap dengan piyama bergambar bintang kuning yang dipadukan dengan warna navy blue sebagai latarnya.
Senyum Haruto mengembang. Ia mendekatkan dirinya pada Hikaru dan memeluk anak itu hati-hati agar tak terbangun.
"Papa sama kamu aja. Lagian- untuk apa mencari keberuntungan untuk sekedar melihat mama mu jika papa sudah mendapatkan keberuntungan itu beberapa waktu lalu.."
× × ×
Beralih ke apartemen Yedam.
Si penghuni terlihat belum memejamkan matanya sama sekali. Sibuk memandang langit malam yang bertabur bintang dan dilengkapi cahaya matahari yang bulan pantulkan.
Ia tak bisa tidur. Akhir-akhir ini tidurnya terganggu. Sedikit demi sedikit, ada ingatan samar yang berputar di memorinya. Tapi tak satupun jelas. Yedam dibuat overthinking karenanya.
Ia lalu menekuk kakinya dan menumpukan dagunya di antara kedua lututnya. Ia sedang di atas ranjang btw.
Suara samar yang Yedam dapatkan beberapa hari lalu mengusiknya. Saking samarnya, Yedam tak tau itu siapa. Jangankan pemilik suara, ada lagi yang membuat Yedam bingung. Suara itu hanya mengucapkan kata sederhana.
"Damie hyung!"
Just it. Lantas- kenapa terngiang-ngiang? Yedam bingung.
"Ini menyiksaku, ne.." gumamnya pelan.
Yedam lalu membaringkan dirinya. Menarik selimut hingga sebatas dada. Daripada memikirkan itu, lebih baik Yedam tidur. Hari sudah cukup larut. Toh semua akan jelas seiring waktu.
Besok, ia harus datang ke reuni SHS nya. Yedam yakin itu akan cukup membantunya mengingat banyak hal yang ia lupakan.
Semoga.
Dan tak lama kemudian, Yedam benar-benar pergi ke alam bawah sadarnya.
× × ×
"Yosha! Kita sampai! Woah, sekolah sudah banyak berubah, ne."
"Jeongwoo hyung gak update info sekolah pasti."
"Gak gitu. Habisnya, daripada memikirkan sekolah yang sudah ku tinggalkan, mending mikir tugas kuliah, Junghwanie."
"Cih. Sok iya,"
"Hehe."
Jeongwoo dan Junghwan pun berjalan bersama menuju aula tempat diadakannya reuni akbar itu. Mereka gagal mengajak Haruto. Ya sudahlah.
Mereka datang cukup awal. Jadi masih belum terlalu ramai. Lima angkatan cuy. Satu angkatan ada sekitar tiga ratus orang. Kebayang lah ramainya. Tapi- gak semua dateng kok. Karena udah banyak murid yang keluar kota bahkan keluar negeri untuk menempuh pendidikan di jenjang berikutnya atau sekedar bekerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
•Young• [ℎ𝑎𝑟𝑢𝑑𝑎𝑚] ✔
Fanfiction"Pa, Hikaru mau mama." . . . ➷ - b×b - misgendering - bhs semi baku