Ceklek
Pintu apartemen Yedan terbuka. Yedam melangkahkan kakinya masuk perlahan. Ia lalu mendudukkan dirinya di kasur sebentar.
7.16 am KST
Akhirnya ia pulang ke apartemennya. Haruto yang mengantarnya. Tentu saja dengan anak kesayangan Haruto yang bernama Hikaru. Haruto benar-benar tak bisa meninggalkan Hikaru di rumah meski beberapa maid sudah datang tadi.
Kau tau? Yedam tidak tau harus senang atau sedih berpisah dengan Haruto barusan.
Pagi tadi, saat ia terbangun, ia dihadapkan pemandangan Haruto yang membuka matanya setengah sembari mengelus surai Hikaru yang masih tertidur. Haruto terlihat begitu menyayangi Hikaru dengan kegiatannya itu.
Tak lama, Haruto pun sadar jika Yedam sudah bangun. Keduanya terlibat perbincangan kecil di pagi hari.
Topiknya? Tentang ingatan Yedan yang hilang. Ia berulang kali meminta Haruto menjelaskan tentang apa saja yang ia lupakan atau belum ia ingat.
Tapi, namja berdarah Jepang itu terus saja menolak sembari berujar, "aku tau cepat lambat kau akan tau. tak perlu memaksa sekarang. alangkah baiknya jika kau yang mengingatnya sendiri. jadi- hatimu tak perlu gundah untuk percaya atau tidak pada orang lain."
Yedam tak bisa memahami Haruto. Kenapa? Apa memangnya yang salah dengan ingatannya? Seburuk apa itu?
× × ×
"Akhirnya sampai juga di Seoul. Berapa lama kita pergi ya? Sudah tiga bulanan sepertinya."
"Apa tak apa kita kembali tanpa mengabari Haruto?"
Yang ditanya menggeleng lalu melirik jam yang ada di bandara.
"Dia masih kuliah. Sudahlah. Ayo! Kita harus ke perusahaan mu dulu kan?"
Ayah Haruto mengangguk. Beliau lalu berjalan mengikuti istrinya yang sudah melangkah lebih dulu ke mobil yang menjemput mereka.
Benar. Sudah tiga bulan berlalu. Kedua orang tua Haruto sudah selesai dengan urusan mereka di Fukuoka. Keadaan sudah terkendali, jadi orang tua Haruto bisa kembali ke Seoul.
Dan ya, tanpa memberi tau Haruto. Surprise dikit lah.
Di tengah perjalanan ke gedung perusahaan, ayah Haruto menyempatkan diri untuk tidur sebentar. Berbeda dengan bunda Haruto yang sibuk mengamati jalanan. Sudah hampir jam makan siang. Tidak heran jika jalanan mulai ramai.
Saat melewati sebuah gedung sekolah, bunda Haruto langsung teringat cucu kecilnya yang tampan bernama Hikaru. Beliau lalu meminta supirnya untuk memutar arah menuju bangunan pra-sekolah tempat Hikaru dititipkan.
Sebuah senyum mengembang di wajah beliau. Beliau sangat merindukan Hikaru.
Tak memakan waktu lama, mobil yang beliau tumpangi pun telah sampai.
"Kita di mana?" tanya ayah Haruto saat merasa mobil berhenti.
"Di tempat Asahi."
Kedua alis ayah Haruto bertaut. Mencoba mengingat siapa Asa- oh.
"Hamada Asahi?"
Bunda Haruto mengangguk tersenyum. Tapi sedetik kemudian beliau menggeleng.
"Bukan. Hih. Asahi sudah menikah dengan orang bernama Yoshinori."
KAMU SEDANG MEMBACA
•Young• [ℎ𝑎𝑟𝑢𝑑𝑎𝑚] ✔
Fanfic"Pa, Hikaru mau mama." . . . ➷ - b×b - misgendering - bhs semi baku