Hari ini, Yedam izin tidak berangkat bekerja pada Asahi. Ia harus ke rumah sakit. Ada urusan penting dengan seorang dokter muda bernama Yoon Jaehyuk. Saking geniusnya Jaehyuk, setahun setelah lulus SHS, ia sudah bisa bekerja sebagai seorang dokter. Gila memang.
Perjalanan dari apartemen ke rumah sakit tempat Jaehyuk berada itu cukup lama dengan bus. Mengingat jaraknya yang tidak bisa dibilang dekat. Setidaknya ia beruntung karena tidak terlambat. Jaehyuk sedang sibuk beberapa hari terakhir. Dan Yedam baru bisa membuat janji dengan dokter itu hari ini.
Saat menginjakkan kaki di rumah sakit, ia segera berjalan ke lift. Ruangan Jaehyuk ada di lantai lima.
Tok tok
Yedam mengetuk pintu ruangan Jaehyuk dan saat si penghuni ruangan menyuruhnya masuk, ia pun masuk.
Sebenarnya, Yedam bisa saja asal masuk. Toh ia sering ke tempat Jaehyuk sejak setahun yang lalu. Untuk mengecek perkembangan keadaannya tentu saja. Ia pernah di rawat di rumah sakit tempatnya berada oleh Jaehyuk saat ada beberapa orang yang membawanya karena mereka menemukan Yedam tergeletak tak berdaya di pinggir jalan.
"Hai, Yedam! Sudah berapa lama ne aku tak melihat mu?"
"Hai, hyung! Sejak kau sibuk pokoknya," ujar Yedam mambalas sapaan Jaehyuk dan kemudian mendudukkan diri di hadapan Jaehyuk.
Jaehyuk pun membereskan barang-barangnya yang tadi berantakan di atas meja. Ia tau, Yedam tidak suka hal-hal yang berantakan.
"Jadi? Ada perkembangan lagi, hm?" tanya Jaehyuk yang tau alasan kedatangan Yedam.
Yedam mengangguk kurang yakin.
"Rasa sakit di kepalaku seperti beberapa bulan lalu kembali datang. Tapi tak satupun ingatan baru yang ku dapat,"
"Itu prosesnya. Jalani saja. Mau ku beri resep obat pereda rasa sakitnya lagi?" tawar Jaehyuk.
Kali ini, Yedam mengangguk yakin. Tentu saja. Rasa sakit di kepalanya mengganggu aktifitasnya.
"Aku penasaran. Kali ini, apa yang akan kuingat dari masa lalu ku,"
Jaehyuk tersenyum.
"Santai saja. Aku sudah bilang kan, amnesia mu tidak permanen. Kau hanya perlu waktu untuk mengingatnya. Setidaknya ada banyak hal kan yang sudah kau ingat?" Yedam mengangguk.
"Kalau mau cepat ingat ya, sering-sering berada di dekat objek yang kau lupakan,"
Yedam mencibik.
"Kalau aku lupa apa yang ku lupakan, bagaimana aku tau apa yang aku lupakan. Eh- Ah! Bingung ah!"
Jaehyuk pun tertawa melihat Yedam yang kesal.
"Berhasil mengingat masa senior high school mu sebagian saja sudah lumayan. Terlebih, kau mengingat ku sebagai kakak kelasmu,"
Yedam mengangguk menyetujui Jaehyuk.
Well ya, Yedam itu mengalami amnesia karena sesuatu yang tak tau apa terjadi di masa lalunya. Sekitar dua tahun yang lalu.
Ingatan Yedam berhenti pada saat dirinya baru pertama kali menginjakkan kaki di senior high school. Setelahnya, ingatan Yedam hilang. Masa sekolahnya juga masa kuliahnya yang Yedam yakin belum sempat ia rampungkan. Dan pada akhirnya tak Yedam lanjutkan karena ia tak ada biaya cukup dan meski Yedam bisa ambil jalur beasiswa, tetap saja. Yedam akan kesulitan nantinya.
Rumah? Orang tua?
Jangan tanya. Yedam yang masih ingat dimana rumahnya, pernah ke sana dan mendapati rumah itu sudah ditinggali orang lain. Ia berusaha mencari info soal keberadaan kedua orang tuanya. Tapi tak ada info yang ia dapat.
KAMU SEDANG MEMBACA
•Young• [ℎ𝑎𝑟𝑢𝑑𝑎𝑚] ✔
Fanfiction"Pa, Hikaru mau mama." . . . ➷ - b×b - misgendering - bhs semi baku