Forbidden For Boys

3K 435 157
                                    

CHAPTER O1 | FORBIDDEN FOR BOYS

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER O1 | FORBIDDEN FOR BOYS

🦊🐻

Pagi itu, keluarga Cha harus sudah berangkat dari rumah guna menempuh perjalanan empat sampai lima jam untuk tiba di tujuan. Yang tidak lain adalah rumah nenek dan kakek dikarenakan sang kakek telah menemui ajalnya tadi malam.

"Kau bawa anak-anak?" tanya Cha Junyoung melalui telepon, yang merupakan ayah dari empat anak—yang sudah tiba lebih dulu sendirian di rumah orang tuanya, sebab terpaksa mampir duluan ketika baru pulang dari pekerjaan luar Kota. Tanpa diduga, ayahnya yang memang sudah menginjak usia 90-an itu harus menghembus napas terakhir tak lama ketika dia datang ke sana.

"Tentu saja! Memangnya siapa yang akan aku tinggal?!" oceh sang istri, menyelipkan ponsel di antara telinga dan bahu sembari memasuki kursi kemudi. "Jiyu, semua barang bawaan sudah naik, kan?" tanyanya pada Jiyu sang sulung.

"Sudah, Ma," seru Jiyu menutup bagasi belakang mobil.

"Si kembar juga?"

"Hm!" jawab Hyorim, masih agak kerepotan dengan barang bawaan dan anak-anaknya.

"Ada masalah di jalan utama, sebaiknya kau lewat jalan alternatif saja, okay?"

"Masalah apa?"

"Entahlah, terjadi kemacetan parah. Nanti kalau terjebak macet kasihan anak-anak."

"Ya, siapa suruh, menyuruh kami pergi naik mobil?!" serang Hyorim, memang sejak awal menentang ide berkendara di saat genting begini, membawa banyak anak pula.

"Rumah Ibu ini 'kan cukup terpencil, sayang. Cukup sulit mencapainya dari stasiun. Mobilku juga sulit memiliki akses keluar saat sudah masuk."

"Ya, ya. Terserah dengan alasanmu itu. Kami juga sudah akan berangkat sekarang. Tak ada yang bisa diubah lagi." Hyorim menoleh ke samping, tepatnya pada Jiyu yang baru saja masuk dan duduk di sana. "Jiyu, adik-adikmu sudah pada siap?"

"Sudah," jawabnya, menoleh ke belakang. "Ini Aera," katanya menyentuh kepala Aera di kursi tengah. Lalu mendongak ke kursi paling belakang. "Dan si kembar sudah masuk di paling belakang, Yeonha dan Yeonjun."

Tampak Yeonha dan Yeonjun sedang asyik main game sambil tendang-tendangan tiap kali tertawa—barbar sekali, seperti biasa.

Mereka empat bersaudara. Cha Jiyu sang sulung itu adalah mahasiswa semester 6, Cha Aera siswa tingkat akhir SMA, dan Yeonha Yeonjun yang baru saja mau menduduki bangku kelas satu SMA.

"Oke, berhati-hatilah, sayang. Gantian menyetir dengan Jiyu jika merasa butuh istirahat."

[✓] 12 HOURS : To Bring You BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang