9 PM, Find Others

992 315 132
                                    

CHAPTER O7 | 9 PM, FIND OTHERS

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER O7 | 9 PM, FIND OTHERS

🦊🐻

Srak!

"Ahh!!"

"Yeonha! Hati-hati!" peringat Jiyu, cekatan menangkap sang adik yang nyaris saja terperosok ke jurang sana. "Aera, jagalah adikmu dengan benar karena kau berada di sampingnya sejak awal."

Aera langsung reflek menggandeng Yeonha, merapat di sisinya. "Iya. Aku tahu."

Di sampingnya, Yeonha sudah menahan bendungan air mata siap bergulir turun menghiasi kedua pipi berserinya. "Kak."

"Tidak apa. Aku memegangmu," balas Aera cepat, bermaksud menenangkan. Sementara Jiyu sudah kembali bergabung dengan mama di belakang, serta Han Jeonin yang mempimpin jalan mereka di paling depan.

"Aku takut."

"Kita harus menahannya. Kita sendiri yang minta ikut tadi."

"Ani," bantah Yeonha sendu. "Yeonjun."

"Kita akan segera menemukannya. Kita di sini untuk mencarinya."

"Bagaimana kalau tidak ketemu?" bantah Yeonha lagi, gusar dalam dirinya makin menjadi-jadi. "M-maksudku, dia bisa saja sulit ditemukan sekarang. Apalagi hari sudah malam dan segelap ini." Gadis itu menatap nanar ke arah depan. Benar. Kelam dan gelap seoah tak berujung jauh ke depan sana. "Dia belum mengganti earphone-ku yang rusak," lanjutnya lebih pelan, nyaris tak terdengar.

"Yeonjun pasti baik di sana. Dia itu satu-satunya laki-laki di antara kita berempat."

"B-bagaimana kalau tidak begitu? Bukankah kami akan mengikuti ujian akhir minggu depan dan mendaftar di SMA Kakak? Kami akan melakukannya bersama, kan? Aku memang tak pernah akur dengan Yeonjun, tapi bukan berarti aku membencinya. Aku masih ingin melakukan lebih banyak hal, berdua dengannya, karena kami anak kembar."

Ya. Itu benar. Keduanya sempat dengan semangat berkumpul di satu kamar dan terkikik berdua memandang ke satu laptop. Mencari tahu lebih banyak tentang SMA Aera yang rencananya akan menjadi sekolah mereka setelah lulus nanti. Keduanya bahkan sudah menghalu memakai seragam khas sekolah itu segera. Rasanya jadi anak SMA bagaimana, ya? Apakah menyenangkan? Apakah masih akan ada scene tendang-tendangan antara keduanya seperti yang sudah-sudah?

Bukannya hanya satu-dua hal, melainkan banyak hal yang membuat segala sesuatu antara Yeonjun Yeonha adalah satu. Mereka memiliki jejeran piyama serupa dan juga sepatu kembar. Paling bedanya adalah pada warna atau konsep. Jika piyama Yeonha berwarna pink, punya Yeonjun pasti warna biru laut. Jika sepatu Yeonha berwarna putih, Yeonjun lebih suka warna gelap seperti hitam. Selalu seperti itu, dan seisi rumah mereka sudah hapal benar tentang itu.

Yeonha tertunduk makin dalam. Aku benar-benar ... masih bisa bertemu Yeonjun, 'kan?

Aera meliriknya, agaknya memaklumi. "Hey, Yeonha, tenanglah," katanya mengusap bahu yang lebih kecil. "Saat bertemu dengannya nanti pukullah kepalanya sebanyak yang kau mau, gebuk saja badannya seperti kebiasaanmu sepuasnya. Dia harus dihukum karena telah membuatmu secemas ini, kan?" tuturnya mengulum senyum. Ah, memang harap maklum. Yeonha masih terlalu muda untuk dapat diajak beradaptasi akan situasi dengan mudah. Dia hanya khawatir dengan kembarannya, itu saja. "Tunggulah saat itu tiba, Yeonha. Dan tenang saja, okay?"

[✓] 12 HOURS : To Bring You BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang