Letter From 2011 March, Seconds to Separated

838 293 73
                                    

Note: Recommended to play any sad song.

Note: Recommended to play any sad song

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER 1O | THE LETTER

🦊🐻

8 Maret, 2011

Subin-ah, Kayi-ya. Bagaimana kabar kalian? Apa kalian merindukan ibu?

Maaf untuk pergi meninggalkan kalian begitu saja. Maaf untuk pergi terlalu lama. Ibu yakin, Bibi Song merawat kalian dengan sangat baik. Sangat yakin.

Ibu hanya tak mau kalian bertemu dengan ibu yang sakit, ibu yang lemah, ibu yang sekarat. Makanya ibu pergi ke rumah sakit yang jauh agar kalian tak dapat menemukan ibu.

Benar. Ibu tersiksa di sini tanpa kalian. Penyakit ini membuat ibu divonis takkan berumur lama. Ibu merindukan kalian dan tak dapat menahan semuanya lagi.

Datanglah ke sini, temui ibu dan kita bertemu. Tiga tahun adalah waktu yang sangat lama. Ibu sangat ingin melihat bagaimana kedua putra ibu telah tumbuh saat ini. Di sini, Aerchenvild Hospital, kawasan Hutan Eom-ul, Desa Ilhyeon. Datanglah berdua saja, tanpa membawa siapa pun lagi.

Datanglah cepat. Ibu sangat merindukan kalian.

Love, ur Mom.

Ada tanda hati di surat itu. Tulisan dengan huruf tidak rapi akibat gemetaran. Surat itu diyakini ditulis sangat cepat. Kurang lebih, seperti itulah isi yang dapat orang-orang pada masa kini baca. Surat tua yang sudah lusuh dan bahkan nyaris hancur bersama tanah. Ternyata itulah yang memulai segalanya—kutukan dan semua misteri itu kian parah.

Di sanalah semuanya bermula.

Pada malam hari, tanggal 8 Maret 2011, saat Ahn Subin nekat membawa Ahn Kayi adiknya pergi memasuki kawasan hutan tanpa persiapan matang.

Ya, kakak adik itu tak lagi memiliki seorang ayah yang menjadi tempat bernaung. Bergantung pada Bibi Song yang merupakan kakak perempuan ibu mereka yang menafkahi mereka semenjak perginya sang ibu tanpa tanggung jawab. Ahn Yoori—atau ibu mereka tersebut hanya sedang panik dengan penyakit keras yang mendadak dideritanya.

Sayang sekali, malam itu, Ahn Kayi tengah demam tinggi. Perasaan buruk akan fakta sang Ibu menahan sakit jauh di sana membuat Subin lupa akan segalanya. Pemuda berusia 16 tahun itu mengabaikan resiko yang mungkin akan terjadi jika mereka melintasi hutan. Dengan menggendong Kayi di punggung, Subin tak tertarik membuang waktu mengitari hutan yang akan memakan waktu lebih dari lima jam sebab transportasi sangat jarang melintas di pedesaan mati tersebut.

[✓] 12 HOURS : To Bring You BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang