The Place Before

1.1K 336 69
                                    

CHAPTER O3 | THE PLACE BEFORE

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER O3 | THE PLACE BEFORE

🦊🐻

Aneh sekali. Padahal sebelum berangkat, Hyorim sudah memastikan benar kalau anak-anaknya dalam keadaan sehat, bahkan semuanya terlihat bersemangat apalagi satu-satunya anak laki-lakinya itu—lincah sekali mengemasi barangnya ke tas dan terus menyagil Yeonha.

Tapi, lihat sekarang.

Anak itu sudah bersender ke pelukan Jiyu, terlihat sekarat.

"Kepalamu pusing?" tanya Jiyu, dibalas anggukan singkat Yeonjun. Si sulung itu kemudian merapatkan pelukannya yang sekalian membalut tubuh Yeonjun dengan selimut. "Cobalah untuk tidur."

Aera pun datang, membawa ember mini berisi air hangat serta handuk kecil yang direndam di dalamnya. "Kak, sekalian coba untuk mengompres kepalanya."

Di sisi lain, Hyorim sudah frustasi membongkari seluruh isi tas. "Ahh, hanya ada obat sakit gigi!" kesalnya, membuang napas kasar. "Jiyu, kau tidak bawa obat-obatan juga?"

"Hanya obat maag, Ma. Ya untuk keperluanku sendiri."

"Aera?"

"Tidak ada juga. Hanya gas kimia obat tidur, gas kimia penunda lapar dan gas kimia pengalau mabuk perjalanan," jelasnya jujur.

Hyorim mencoba untuk menyabarkan diri. Apa gunanya itu? Bahkan mereka sudah membawa banyak bekal dan tak satu pun mabuk perjalanan juga. "Yeonha?"

Yeonha sudah menggeleng. Membuka bungkus permen tangkai dan memasukkan ke mulut. "Kenapa, sih, si manja itu?" ketusnya, duduk di kursi tengah mobil tepatnya di samping Aera.

"Dia demam, Yeonha," jawab sang Ibu. Memegangi dahi sebentar, kemudian meraih ponsel guna menelpon sang suami. Menggigit jari, wanita itu menunggu dengan was-was.

"Halo, Yeobo?"

"Yak! Kami sudah kacau. Jalan alternatifnya payah dan kami cukup kebingungan. Mobil pun mogok juga."

Terdengar desahan panik dari seberang telepon. "Kalian tersesat? Mobil mogok? Bagaimana anak-anak?!"

"Semua baik, kecuali Yeonjun. Dia tiba-tiba saja demam, dan aku tidak bawa obatnya."

"Ahh, harusnya kau menyiapkan semua dengan lengkap."

"Jangan salahkan aku! Ini juga karena kau memberitahu dengan mendadak!"

"Memangnya kepergian Ayah itu aku yang menentukan?"

Di tempatnya Jiyu sudah memejam. Ayolah, tidak ada waktu untuk berdebat sekarang!

"Maafkan aku. Jadi sekarang kami harus bagaimana?" tanya Hyorim, hampir pasrah.

"Cepat beritahu aku di mana posisi kali—" Tut. Tut. Tut.

[✓] 12 HOURS : To Bring You BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang