𝐇𝐎𝐔𝐑𝐒 - 𝐇𝐎𝐑𝐑𝐎𝐑 𝐒𝐄𝐑𝐈𝐄𝐒 #1
Di antara banyaknya pendatang luar yang melintasi daerah kekuasaannya, sang penguasa hutan legenda tersebut hanya menghendaki seorang anak laki-laki muda.
Hari itu, dia mengambil Yeonjun.
Status : COMPLETED
...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
CHAPTER O2 | SO SUDDENLY
🦊🐻
Tengah hari, pada pukul 12 siang saat mobil Hyorim harus mogok secara mendadak. Menyadari bahwa sudah bertepatan dengan jam makan siang, Ibu empat anak itu pun langsung mengomandoi agar anak-anaknya menghabiskan perbekalan yang sudah sengaja disiapkan dari rumah.
Beruntung, Yeonha dan Yeonjun dapat terbangun setelah tertidur tiga jam akibat efek gas racikan Aera itu.
"Aneh. Harusnya mereka tidur lima jam," gumam Aera takjub memandang pada dua adiknya itu tengah menghabiskan makan siang dengan lahap.
Mendengarnya membuat Jiyu membuang napas tertekan meski batinnya menyetujui pernyataan Aera barusan. "Mereka itu anak-anak luar biasa. Mungkin efek gas kimia apa pun bisa kalah dengan ketahanan tubuh mereka."
Mama pun menimpali sambil tangannya memasukkan potongan daging ayam ke kotak bekal Jiyu dan Aera untuk bagian masing-masing. "Benar, dan makan mereka pun sekarang sudah hampir habis. Sebaiknya cepat habiskan juga makan kalian sebelum anak-anak itu berniat menghajar lauk milik kalian juga."
Jiyu dan Aera kontan melahap makan siang itu cepat. Perkataan sang Ibu bukannya sekali dua kali terjadi di rumah. Entahlah apa yang terjadi pada dua muda mudi aktif di sana sampai memiliki kebutuhan asupan makan cukup besar.
"Ma, mobilnya betulan mogok?" tanya Yeonjun dengan mulut menggembung karena penuh makanan tiga suapan terakhir sekaligus.
Yang ditanya menoleh, mengangguk lugas. "Iya. Kenapa? Kau khawatir kita akan terjebak di sini? Oh, tidak akan, sayang. Pasti ada cara. Yang penting sekarang adalah energi kita tetap terjaga."
Yeonjun balas anggukan paham. Kini dia dan Yeonha memang dibiarkan makan berdua dalam mobil, sementara mama dan dua kakaknya harus membentang tikar pada rerumputan sisi jalan itu. Hanya hutan di sepanjang jalan ke depan yang bisa Yeonjun lihat. Tanpa pemukiman warga atau tanda-tanda kehidupan manusia yang akan muncul. "Hey, Yeonha."
"Hm?" Gadis itu menyahut pasca usai meneguk minumnya dari botol.
"Menurutmu, kita akan aman saja?"
Yeonha mengangguk. "Tentu. Kan ada mama, Kak Jiyu, dan Kak Aera yang pintar. Bersama mereka kita akan selamat."
"Ck, semoga saja."
Yeonha kemudian memandang datar kembarannya, menempeleng lagi kepala Yeonjun. "Yak! Jangan kira aku melupakan soal insiden earphone-ku, ya! Kau harus menggantinya apapun yang terjadi!"
"Asalkan kau berhenti memukul kepalaku begini!" ketus Yeonjun menatap tidak suka, sambil mengelus kepala dia melanjutkan. "Memang kau mau berakhir punya kakak laki-laki idiot karena hobi kau pukuli begini? 15 tahun kita hidup bersama, Yeon. Selama itu kau terus memukulku!"