D u a

1.9K 175 26
                                    

Hola hola hola 🤗Vote dan komen ya guys

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hola hola hola 🤗
Vote dan komen ya guys

Thank you 💜

Thank you 💜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

××××

BUGH!

Zean melayangkan pukulan tepat di wajah pria sampai babak belur, bahkan nyaris kehilangan kesadarannya. Amarah Zean harus dilampiaskan, pada pematik api yang membuatnya tersulut.

BUGH!

BUGH!

"BANGSAT!! MAU JADI JAGOAN HAH?! NGOMONG DEPAN GUE!! JANGAN PENGECUT KAYA CEWE GOSIP!! SINI LAWAN," teriaknya dipuncak amarah. Pukulan dilayangkan pada seorang pria di taman belakang.

Nyaris pingsan, Zean membuang kerah pria itu bak sampah. Tak ada yang berani melawan. Semua tunduk, tak berani melawan. Mereka tak mau terseret menjadi korban. Jauh-jauh adalah pilihan terbaik.

Kedua sahabatnya - Nathan dan Rico hanya memandang tanpa ada niatan memisahkan. Terlalu sering menonton aksi Zean.

"Zean, kantin," ucap Nathan singkat dan berlalu dari taman belakang.

"Nyok Zean, laper nih. Tuh anak juga udah bengek." Kali ini Rico yang berbicara. Setengah jam sudah disini membuatnya membutuhkan nutrisi.

"Duluan."

Rico menghembuskan nafas lelah, diambilnya handphone disakunya untuk memangil suruhannya. 'Taman belakang. Cepet urusin,' ucapnya.

"Bro, gue duluan makan," pamit Rico.
Zean mengangguk singkat. Netra matanya menatap pria banci yang tergeletak tak berdaya itu.

'Cih, semua orang tak berguna.' Guman Zean tanpa tahu sedari tadi seorang perempuan menatap punggungnya lekat.

'Sumpah, aura tuh orang serem bener. Hiii'

Amore A Prima Vista (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang