D e l a p a n B e l a s

1.4K 60 3
                                    

💜😊🌟

💜😊🌟

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

×××

Saddam menggarukkan telinganya juga mengeluarkan smirknya.

“Emang kenapa kalo Agatha dianter gue? Masalah apa lo?” tanya Saddam lancang.

Agatha sontak melihat Saddam. Terkejut dan berusaha mengatakan pada Zean kalo_

“Masalah?! Lo yang masalah! Dia pacar gue!” geram Zean.

Agatha menatap mata Zean. “Ayo Ze, udah.”

“Zean... ayolah...” Agatha memegang lengan Zean. Ia semakin takut jika Zean sewaktu-waktu akan menghajar Saddam.

Mata Zean berkilah marah setelah memikirkan hal-hal yang mengganggu di pikirannya. Marah dan kesal menjadi satu. Seharusnya. Mestinya. Harusnya ia memaksa Agatha untuk berangkat bersamanya tadi.

“Hahahahah Pacar atau babu. Lo tu egois Zean!” tekan Saddam kemudian. Ohh ayolah, Saddam benar-benar mematik api di atas bara.

Seru juga. Kita lihat seberapa kerasnya Zean ke Agatha,’ batin Saddam yang diam-diam tertawa.

“Jangan lancang lo,” desis Zean tajam.

“Lo yang lancang. Gue OSIS. Gue juga lebih lama sekolah disini. Lo yang anak baru tau apa. Jangan songong lu.” Saddam menyeringai. Hal itu membuat kemarahan Zean tersulut.

Agatha yang tau ini akan semakin memanas terus menghentikan mereka. Lena bahkan takut untuk berbicara. Ia menatap ngeri keduanya seolah akan ada hal yang meledak nantinya. Salah Saddam juga yang harusnya kalem gitu lho.

Nathan dan Rico dengan bangganya terdiam, hal ini sudah biasa untuk mereka. Zean yang pemarah dan terus menghajar orang bersalah.

“Wahh... berani-beraninya dia ungkit anak lama anak baru. Busuk lo! Gak guna anjir,” teriak Rico yang sedari tadi diam.

Agatha semakin panik. “Stop bisa gak sih?! Pliss ini udah masuk. Cepet masuk kelas.”

Ucapan Agatha tak diindahkan mereka. Bahkan keduanya saling mengepalkan tangannya. Terlebih Zean.

Beruntungnya tak ada orang lain karna sudah bel. Lokasi mereka berada di dekat parkir yang belum terjamah guru piket sepagi ini. Bisa mati mereka dan menjadi topik utama jika ketahuan membuat keributan.

“Zean, kemarahan lo itu gak mendasar. Ayo masuk.” Aagtha mencoba menarik lengan Zean lagi. Namun, hal itu tak berhasil.

“Gue gak dianter Saddam. Gue dianter_” ucapan Agatha terpotong.

“Mantan lo. Lo dianter mantan lo hmm?!” saut Zean cepat. Zean menghadap Agatha, menatap intens mata gadisnya.

“Ck. Gak Ze. Gue jelasin di kelas. Malu kalo ketauan guru,” ucap Agatha panik.

Amore A Prima Vista (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang