QS. Ali 'Imran Ayat 139
"Dan janganlah kamu merasa lemah, dan jangan pula bersedih hati, sebab kamu paling tinggi derajatnya, jika kamu orang beriman."
Sebuah motivasi, renungan, dan nasihat agar terus berada dalam jalan ketakwaan yang disaijkan sec...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Apakah pernah mendengar salah satu perkataan dari Abu Hamid Al Ghazali yang satu ini, "Hiduplah bersama manusia sebagaimana pohon yang berbuah, mereka melemparnya dengan batu tetapi ia membalasnya dengan buah."
Jika kita menghayati kalimat tersebut, Abu Hamid Al Ghazali seperti menyarankan kepada kita supaya fokus membuahkan manfaat untuk lingkungan sekitar, layaknya pohon yang berbuah lalu buah itu mereka jadikan sumber kehidupan.
Mungkin, batu yang dilemparkan ke arah kita itu seperti cibiran, penilaian buruk, fitnah, dan cemoohan dari orang lain saat kita tengah melakukan sebuah kebaikan. Semua hal itu bisa menghambat ataupun bisa bersifat netral bagi kita, artinya tergantung bagaimana kita menyikapi semua itu. Kita bisa memilih, apakah mengatasinya dengan emosional ataukah dengan rasional. Jika emosional, yah maka bersiap-siap kita akan menjadi pohon yang mudah tumbang hanya sekali terhantam timpukan batu, tetapi jika kita rasional menggunakan akal sehat kita dengan betul-betul, yakinlah kita akan menjadi pohon yang kokoh, pohon yang mampu belajar dari kerasnya batu yang sedang menghantam kita.
Kita jangan fokus merasakan setiap hantaman yang datang, tetapi fokuslah agar bagaimana kita menguatkan akar dan batang, melebatkan daun-daun, dan memperbanyak butir-butir buah yang baik. Mereka yang teru-terusan melempar dengan batu akan lelah karena kekokohan kita atau bahkan sangking lelahnya mereka , sewaktu-waktu mereka akan memakan buah baik dari kita dan berteduh di bawah lebatnya daun-daun. Ingat selalu bahwa kebaikan akan menciptakan kebaikan pula.
"Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah Berbuat baik kepadamu."
