Penilaian yang Salah

32 2 0
                                    


Pikiran kita sering berputat, berdialektika, bahkan  menilai diri kita, mulai dari bentuk tubuh, wajah, dan penampilan lalu membandingkan itu semua dengan apa yang dimiliki orang di hadapan kita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pikiran kita sering berputat, berdialektika, bahkan menilai diri kita, mulai dari bentuk tubuh, wajah, dan penampilan lalu membandingkan itu semua dengan apa yang dimiliki orang di hadapan kita. Mungkin, sebelum pikiran dan pandangan kita belum menyentuh namannya kata membandingkan, kita jauh lebih pede, kita bisa berdiri tanpa kaki bergetar, tidak menunduk karena kita menilai bentuk rupa kita tidak ada yang bermasalah. Tapi, jika sudah datang cermin berwujud orang lain yang jauh lebih baik dari pada kita, pecah berkeping semua rasa percaya diri yang selama ini kita sudah pupuk.

Kita bahkan memilih untuk mundur satu, dua langkah lalu mempersilahkan orang yang bentuk tubuh dan wajahnya lebih baik daripada kita untuk menghasilkan karya untuk umat. Kita dengan mudahnya berkesimpulan bahwa hanya merekalah yang layak untuk menjadi pejuang-pejuang kebaikan di muka bumi ini, kita sebagai orang yang tampangnya pas-pasan, tidak enak dipandang seperti mengubur hidup-hidup semangat itu serta lebih memilih bersembunyi di balik selimut untuk merenung entah sampai kapan.

Kita lupa salah satu hadis yang pernah Rasul katakan yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah, " Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada jasad-jasad kalian, tidak juga kepada wajah-wajah kalian; akan tetapi Dia melihat kepada hati-hati dan amal-amal kalian"

Coba kita tepuk jidat kita terlebih dahulu , jangan kencang-kencang, lalu cernalah kalimat hadist ini dengan takzim. Sebelum itu, Satu pertanyaan yang harus kita jawab adalah untuk apa kita membanding-bandingkan fisik kita dengan orang lain dan merasa kita tidak layak untuk menjadi orang-orang yang bisa berkarya. bukankah sudah jelas dalam hadis tersebut bahwa dalam Islam menilai seseorang itu bukan dari bentuk fisiknya melainkan ilmu, amal saleh, kontribusi perjuangan bagi umat, serta karya-karya bermanfaat, artinya berhenti menilai kita sebagai orang yang tidak layak hanya karena fisik yang tidak sebaik orang lain sebab semua muslim bisa beramal dan berkarya sesuai kondisi dan kemampuannya. 

Bukankah dulu seorang Abdullulah Bin Ummi Maktum yang keadaannya buta sungguh dimuliakan oleh Rasul dengan diberikan lahan kontribusi dan beramal saleh untuk islam dengan menunjuknya sebagai wakil beliau di Madinah pada saat beliau menghadapi peperangan untuk yang pertama kalinya.

Jika sampai sekarang kita masih merasa rendah dibandingkan orang lain, ingatlah bahwa selagi masih ada amal saleh yang kita perbuat, kontribusi perjuangan bagi umat, dan banyak menciptakan karya-karya yang bermanfaat, kita masih dinilai oleh Allah SWT. sebagai hamba-Nya yang luar biasa. Maka teruslah melangkah.


--------

Terimakasih sudah membaca. Semoga bermanfaat.  

Maaf Tuhan, Aku Sedang InsecureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang