Sekarang tepat pukul 21.00 malam waktu Indonesia Barat. Malam kali ini dikungkung oleh suara gemuruh hujan deras, dentuman guntur dari langit gelap memekik telinga begitu tidak sopan membuat detak jantungmu berdebar tidak karuan. Hawa dingin membuat dirimu nyaman melilit tubuhmu dengan selimut yang hangat, tapi pikiran dan hatimu sedang panas.
Mungkin, Hujan kali ini tepat bersamaan dengan pikiran dan perasaanmu yang sedang kalut. Energimu sudah ditelan habis oleh aktivitas yang kamu lakukan seharian ini.
Kamarmu hanya meruak sinar remang-remang dari lampu tidur, sedang sorot matamu dari 15 menit yang lalu tidak berpindah menatap langit-langit kamar dan hidungmu tidak berhenti mendenguskan napas berat. Seakan, Lantunan suara hujan dan gemuruh guntur tidak mengacaukan fokusmu untuk mengingat masalahmu hari ini.
"Capek rasanya, udah ngelamar pekerjaan sana-sini hasilnya nihil."
"Percuma dapet rangking 10 besar di kelas, kalau tidak ada yang memberikan selamat."
"Kenapa mereka enggak bosen menilai sesuatu dari fisik dan kekayaan."
"Padahal udah baca buku, sering ikut kelas menulis, dan belajar nulis sendiri, tapi sampai sekarang tulisan masih acak-acakan, enggak ada yang ngelike, dan enggak ada yang muji."
Tidak ada satupun manusia yang bisa lari dari masalah setiap harinya, esensi sebuah masalah akan terus datang bagi siapa saja manusia yang hidup. Maka dari itu, mengeluh, mendelik, dan meremehkan diri sendiri bukanlah jalan keluar yang tepat untukmu saat ini. Akan tetapi, redahkan perasaanmu yang terus kau ajak bermain itu. Itu akan membuatmu terus-terusan mencibir dirimu. Coba sekarang, kamu bersandar , pejamkan mata, dan rasakan betapa tenangnya suara hujan serta betapa sejuknya hawa kali ini.
Jernihkan pikiranmu dari setiap panah-panah persepsi yang kini sedang mencoba melubangi akal sehatmu. Berhenti menilai keadaan dengan emosional, berhentilah menilai keadaan dengan penilaian orang lain, dan berhenti menekan dirimu tenggelam dalam kesedihan.
"Masih ada hari esok yang bisa kamu manfaatkan untuk memperbaiki diri. Masih ada hari esok yang kamu bisa manfaatkan untuk mencoba kembali langkah-langkahmu yang selama ini belum berhasil. Masih ada hari esok untuk melatih diri kamu agar seimbang dalam menilai diri. Ingatlah, semua hal itu butuh proses dan kerja keras serta jangan lupa ikhlas melakukan sesuatu karena hanya ingin mendapatkan keridhaan Allah bukan yang selainnya. Insyallah, itu bisa menjadi jembatanmu untuk konsisten melangkah , walaupun jalan yang kau tapaki memang pelan-pelan."
Coba mulai malam hari ini. Hemat-hematlah membuang air matamu itu, sekarang seka air matamu itu, tarik napas pelan-pelan, dan terbitkan senyum bahagiamu tanpa ada keraguan. Kamu hanya sedang diuji. Bertahanlah dengan susah payahmu sampai Tuhan menjemputmu saat dirimu diselimuti dengan ketakwaan. Sudah, tidurlah !
KAMU SEDANG MEMBACA
Maaf Tuhan, Aku Sedang Insecure
SpiritualitéQS. Ali 'Imran Ayat 139 "Dan janganlah kamu merasa lemah, dan jangan pula bersedih hati, sebab kamu paling tinggi derajatnya, jika kamu orang beriman." Sebuah motivasi, renungan, dan nasihat agar terus berada dalam jalan ketakwaan yang disaijkan sec...