🤍 D A I S Y 🤍
_____
Siapa yang menginginkan kehidupan seperti ini? Semua orang jika ada di posisi Daisy mungkin juga sama depresinya seperti dia.
Daisy menyeret koper besarnya untuk berjalan tak tentu arah. Tidak ada yang ingin ia tuju, ia hanya berjalan sesuai hatinya dan justru berakhir di depan unit apartement Eve. Tangannya bergerak untuk mengetuk pintu dan pintu itu di bukakan oleh Eve sendiri.
"Daisy, kenapa malam-malam kemari?" Tanya Eve.
Sahabatnya itu melihat koper besar di belakang Daisy. "Kau?"
"Rumahku sudah jadi milik bibi Calyn, Ev."
Eve memperlebar pintu, menyuruh sahabatnya itu untuk masuk lalu ia membuatkan secangkir teh hangat untuk Daisy yang terlihat begitu pucat. Setelah terjadi hening untuk beberapa saat, Daisy mulai bercerita jika Layton berkhianat, lelaki itu memberikan berkas-berkas penting Daisy kepada bibi Calyn.
Lebih hancurnya lagi, rupanya bibi Calyn yang menyuruh Layton untuk menghancurkan masa depan Daisy. Seluruh keluarga besar Xavier menerima foto-foto hubungan malam Daisy dengan Layton, dan mereka sangat malu dengan kelakuan Daisy. Tidak ada lagi yang mau menerimanya, dan sekarang Daisy sudah tidak memiliki siapa pun kecuali Eve.
"Daisy, kau tidak boleh menangis," Eve bergerak maju, memeluk sahabatnya yang kini kembali menangis.
"Apakah aku sekotor itu, hingga mereka membuangku seperti ini, Eve?"
Tangis pilu Daisy membuat Eve tak tega.
"Kau bisa tinggal di sini, aku tidak akan membuangmu seperti keluargamu yang lain, Daisy."
Percayalah, Daisy adalah orang baik. Ia selalu membantu teman-temannya saat dalam masalah, dulu saat mereka masih berkuliah Daisy sering membantu Eve melunasi biaya administrasi karena keuangan Eve yang tidak menentu. Eve sangat menyayangi Daisy lebih dari seorang sahabat, ia seperti adik baginya.
Daisy mendongak, "Aku sudah cukup merepotkanmu, Eve."
"Tidak, tidak ada yang direpotkan." Eve menangkup pipi Daisy yang dingin, "Aku tidak merasa keberatan, mari kita jalani hidup berdua sebagai seorang saudara."
Malam itu dan seterusnya, Daisy tinggal bersama Eve.
__________
Dua bulan berlalu, Daisy diterima di salah satu restoran sebagai waiter. Ia bekerja paruh waktu di sana dengan gaji yang cukup untuk membantu memenuhi kebutuhannya bersama Eve.
"Kau ingin makan apa hari ini, Daisy?" kepala Eve menyembul dari balik pintu.
Daisy baru saja meluruskan kakinya setelah pulang kerja. Ia menoleh, memperhatikan Eve yang sudah memakai celemek bergambar sapi.
"Apa saja yang kau masak nanti ku makan."
"Aish, kau ini. Aku ingin mencoba resep baru, jika tidak enak nanti kita delivery saja, ya." Eve tersenyum, sahabatnya itu memang sering mencoba beberapa resep makanan jika senggang.
"Iya, Ev. Aku mau mandi dulu," Daisy mengambil handuk dan segera masuk ke kamar mandi.
30 menit, kemudian.
Daisy menemui Eve yang sudah duduk di meja makan. Beberapa makanan tersaji di sana, nugget, kari ayam dan beberapa lauk lainnya.
"Kau memasak banyak sekali, Eve. Kita hanya makan berdua, memangnya kau sanggup menghabiskan ini?" tanya Daisy.
"Kekasihku akan kemari, jadi sekalian saja aku masak banyak."
Daisy mengangguk. Ia mulai mengambil nasi dan menuangkan kari ayam, Daisy pikir kari ayam sangat menggugah selera makannya, tetapi saat wanita itu mencium aroma karinya ia langsung mual.
"Daisy?" Eve berlari mengejar Daisy yang masuk ke kamar mandi. "Kau kenapa?" tanya Eve.
Beberapa menit kemudian Daisy keluar, ia bersandar pada kusen pintu. "Maaf, perutku tiba-tiba saja mual. Bukannya aku tidak menghargai masakkanmu, tapi perutku sedang tidak nyaman akhir-akhir ini Eve."
"Tidak apa, kau mau makan apa?" Tanya Eve, "Mungkin aku bisa memasakkan untukmu."
Daisy menggeleng, "Tidak perlu Eve, aku akan pergi tidur saja."
"Tapi kau belum makan Daisy," Eve menuntun Daisy ke kamarnya.
"Tidak apa-apa, jika dipaksa aku akan memuntahkan makanan lagi."
Benar, Daisy sudah mencoba makan sesuatu di tempat kerjanya tadi, tetapi berakhir dengan dirinya yang mual lagi. Eve menyelimuti tubuh Daisy, menatap wajah pucatnya, entah kenapa setiap hari Eve melihat Daisy semakin kurus.
"Jika butuh sesuatu panggil aku, Daisy."
__________
Daisy pikir, mualnya beberapa hari terakhir ini karena dia salah makan, tetapi ternyata dugaannya salah. Ia tidak tahu harus merasa senang atau justru sedih, atau sebenarnya keduanya.
Wanita itu menatap sebuah buku yang ada di tangannya dengan tatapan yang sulit diartikan. Buku baru yang diberikan dokter padanya tadi dengan senyuman manis setelah membawakan sebuah kabar mengejutkan untuk Daisy.
"Selamat nona Daisy, usia kandunganmu sekarang sudah memasuki minggu ke empat," katanya.
Tangan kurus Daisy bergerak, mengusap perutnya yang masih rata. Tidak menyangka saja ia sedang mengandung dari benih milik lelaki yang sekarang begitu dia benci, Layton. Satu bulan yang lalu, Daisy mendengar bahwa laki-laki itu sudah menikah dengan seorang wanita anak pengusaha kaya raya.
Mengingat itu, airmata Daisy mulai turun. Ia akan melahirkan bayi ini tanpa seorang ayah nantinya, tanpa sadar Daisy meremas kausnya.
Entah harus bagaimana, ia tidak mungkin melenyapkan bayi yang tidak bersalah ini begitu saja. Karena bagaimana pun di sini adalah kesalahan Layton.
"Terlepas dari semua masa lalu itu, aku akan menjagamu setulus hatiku sebagai seorang ibu." ucap Daisy lirih.
Lalu ia berdiri sedikit sempoyongan karena tubuhnya yang masih lemas, Daisy hanya minum air mineral seharian ini karena perutnya selalu menolak untuk menerima makanan.
Tiba-tiba saja bahunya membentur tubuh seseorang, "Maaf, aku tidak sengaja."
Seorang perawat berjongkok untuk mengambil beberapa alat kesehatan yang terjatuh karena tersenggol Daisy.
"Nona, kau sakit?" tanya seorang dokter laki-laki, Daisy mendongak, mata hazelnya beradu pandang dengan mata hijau itu.
"Aku baik-baik saja dokter," ucap Daisy. "Maafkan aku suster," katanya.
Dokter itu tersenyum, "Tidak apa-apa, sudah periksa Nona?"
Daisy mengangguk.
Ia kemudian berpamitan setelah meminta maaf sekali lagi pada dokter dan perawat tadi.
_________
🤍 D A I S Y 🤍
__________
KAMU SEDANG MEMBACA
Daisy || ON GOING
RomanceFollow sebelum membaca 📍Warning 📍 Cerita ini banyak mengandung bawang. Cerita dewasa, bijaklah dalam memilih bacaan! 📍Warning 📍 Blurb : Semenjak kedua orang tuanya pergi, Daisy hidup seorang diri untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Ia tidak dapa...