🤍 D A I S Y 🤍
_____
"Aku Emma, istri Layton."
Daisy menarik napas dalam, ia menoleh pada pintu yang tertutup rapat. Arthur benar-benar menjaga privasi mereka. Saat Daisy mengantarkan makan siang untuk lelaki itu, seseorang menunggunya di lobi rumah sakit. Ia ingin membicarakan sesuatu yang penting katanya, dan Daisy tidak pernah menyangka jika seseorang yang menunggunya adalah Emma--istri Layton.
"Daisy, aku minta maaf atas nama suamiku."
"Aku sudah memaafkannya, semua sudah selesai Emma, jadi tolong jangan ungkit masalah itu lagi."
Mengingat kejadian itu, sama saja dengan mengingat buah hatinya yang meninggal enam bulan yang lalu. Daisy selalu merasakan sesak setiap kali mengingat hal itu.
Emma menggenggam tangan Daisy dengan erat, bahkan wanita itu sudah berjongkok di depan Daisy. "Aku mohon padamu, tolong bebaskan suamiku, Daisy."
"Aku tidak punya hak mencabut tuntutan itu, Emma."
Memang, yang melaporkan kasusnya adalah Eve. Daisy tidak akan bisa mencabut tuntutan itu tanpa persetujuan Eve. Layton dikenai hukuman dua tahun penjara dan denda sebesar 125 juta karena kasus itu.
"Ku mohon Daisy, aku tahu kau orang baik."
Daisy meremas rok yang ia kenakan. "Sudah ku katakan aku tidak bisa."
"Ini semua salahku Daisy, aku belum bisa memberinya anak. Layton meminta bayimu karena dia mengira aku tidak bisa hamil," jelas Emma, sambil terisak.
"Aku sedang mengikuti program bayi tabung dan berhasil. Tapi, suamiku justru berada di penjara sekarang. Daisy, apa kau tidak kasihan padaku yang harus menjalani proses kehamilanku sendirian?"
Daisy berdiri, ia menatap Emma kesal. Dia kira, hanya dia yang menderita selama ini. Daisy pun begitu. Sepanjang kehamilannya ia tidak pernah diakui oleh Layton, Layton bahkan tidak pernah mengunjungi calon anaknya.
"Kau pikir, hanya kau yang menderita? Lalu, apa kau tahu bagaimana menderitanya aku setelah Layton meninggalkanku dalam keadaan hamil? Bahkan dia lebih memilih menikah denganmu dari pada aku yang tengah mengandung anaknya!"
Setetes air mata sebening kristan meluncur begitu saja membasahi pipi Daisy. "Sampai kapan pun, aku tidak akan mau berurusan lagi dengan suamimu!"
"Sekarang, aku minta kau pergi dari sini, Emma. Karena aku tidak akan bisa mencabut tuntutan itu, biarkan saja dia membusuk di penjara."
"Daisy, ak--aku."
"Ku bilang pergi!" Sentak Daisy.
Emma mengambil tas miliknya di meja, lalu keluar dengan air mata yang sudah deras mengalir melalui kedua matanya. Sepeninggal Emma, Daisy terduduk di sofa ruangan Arthur, ia menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daisy || ON GOING
RomanceFollow sebelum membaca 📍Warning 📍 Cerita ini banyak mengandung bawang. Cerita dewasa, bijaklah dalam memilih bacaan! 📍Warning 📍 Blurb : Semenjak kedua orang tuanya pergi, Daisy hidup seorang diri untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Ia tidak dapa...