Terpesona (1)

117 19 6
                                    


Waktu kecil, Genta nggak terlalu tinggi dibandingkan anak seusianya. Dibilang pendek sih nggak, tapi Genta merasa badannya kecil banget dan yang membuat dia kelihatan makin kecil ya karena nggak terlalu tinggi. Memasuki tahun ketiga di sekolah dasar, Genta ikut ekskul pencak silat. Ternyata dia sadar kalo tertarik sama latihan-latihan fisik. Semakin tahun badan Genta mengalami pertumbuhan yang cukup terlihat. Puncaknya waktu SMP, Genta masuk ke club basket di sekolah. Genta yang lagi mengalami pubertas ditambah aktivitasnya yang mendukung banget membuat Genta well-build untuk anak seusianya.

Waktu SMA, seperti kebanyakan anak cowo, Genta pengen ikut ekskul yang masih di lingkup olahraga. Tapi tidak semudah itu, Komeng. Masa Orientasi Siswa (MOS) sekolah Genta bisa dibilang cukup niat. Pihak sekolah mendatangkan TNI ke sekolah dan siswa-siswi baru diagendakan buat nginep selama 3 hari 2 malam. Waktu-waktu yang menyenangkan tapi najis untuk diulang. Nah, anggota yang didatengin tersebut bertugas untuk melatih siswa baru, salah satunya latihan baris-berbaris. Genta ingat banget waktu itu dia paling pojok depan karena paling tinggi. Dan yah mau gamau, yang didepan kalo ada apa-apa pastinya pertama kena. Ajang latihan baris-berbaris ini dimanfaatin sama paskibra sekolah untuk milih calon pengibar bendera untuk upacara 17 Agustus. Singkat cerita, terpilihlah Genta sebagai angota pasukan tengah yang tugasnya ngibarin bendera. Posisinya Genta sebagai penggebrak waktu itu. Keren sih, tapi nanti masih ada yang lebih keren.

Genta sebenernya mau menyudahi paskibra-paskibraannya disitu aja, tapi takdir berkata lain. Aturannya, kalau semua anak pasukan tengah harus lanjut ke organisasi paskibra. Jadi mau nggak mau Genta lanjut deh, akhirnya dia double ekskul paskibra dan basket. Menjelang kenaikan kelas, Genta makin ganiat ikut paskib. Jujur aja walaupun mukanya sangar, Genta gak suka marah-marah dan berhati lembut seperti kapas. Terus Genta merasa dikucilkan aja gitu, soalnya temen deketnya nggak ada yang gabung di organisasi tersebut. Akhirnya Genta memutuskan buat ikut seleksi paskibra kota. Motifnya biar dikira ada kontribusi aja gitu di paskib, padahal mah piket barak 1 bulan sekali aja dia tinggal kabur ke warkop.

🏡🎈🧩

Sampai disinilah Genta hari ini. Jam 1 siang tadi seharusnya dia udah pulang naik Jeki (motor kesayangannya yang sekarang digebet sama Dinda). Tapi ini jam 3 sore dan Genta baru pemanasan untuk mulai latihan jadi paskibra kota. Kalau dihitung-hitung hari ini Genta masih aman. Tadi dia lolos screening, bajunya benar, sepatunya benar, nametag dan atribut terpasang rapih semua, datang pun tepat waktu. Hmmm gak biasanya Genta begini, jadi curiga ada musibah yang menunggu giliran menerjang kehidupan tenang Genta.

"Turun" kata salah satu senior di depan. Genta dan teman-temannya otomatis langsung ambil posisi push up. "Tangannya yang rapat! Kalau nggak saya injak. Ingat ini sudah h-50 loh!" lanjut senior kompor. "Interupsi, Kak. Izin masuk barisan" sebuah suara manis yang mampu memecah fokus Genta. Mutiara, sang pembawa bendera. Lagi.......telat....

Kalau dibilang naksir, Genta mengakui bahwa dia naksir Muti. Setelah mengalami segudang pengalaman pahit kisah bertepuk sebelah tangan, Genta berusaha bangkit dan Muti lah yang berhasil bikin Genta semangat mengejar cinta. Pertama kali mereka kenal yaitu saat awal latihan. Dulu Muti dan Genta sama-sama ditempatkan di pasukan belakang. Posisi Genta masih di tengah, dan Muti dulu ada di posisi sopir (paling depan di pasukan). Waktu itu seniornya ngetes Muti dengan nanyain nama teman-teman yang di pasukan (again, paling depan=tumbal). Pertemuan pertama dengan pasukan yang baru di bentuk, ya siapa juga yang hapal nama satu sama lain. "Kalau yang ini siapa namanya, Mutiara?" salah satu senior nunjuk Genta dan satu senior lain nutupin nama di nametag Genta. Muti kelihatan berpikir, tapi akhirnya menjawab "maaf kak, saya nggak tahu" sebuah jawaban yang membuatnya diterjang senior galack.

Tapi Genta suka jawaban Muti karena:
"Halo, maaf ya tadi aku nggak tau nama kamu...aku belum hafal semua" Genta yang disamperin sepulang latihan pun senang bukan main. Sambil tersenyum, dia jawab "Nggak apa-apa, Mutiara". Mutiara mendongak, "sekali lagi maaf ya, Genta. Aku duluan ya". Genta mengangguk, kemudian Mutiara ninggalin dia karena udah dijemput sama ayahnya.

Genta terpesona.

🏡🎈🧩

Mutiara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mutiara

Happy weekend all😆🤍🤍

VoisinageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang