38. Yang tak Dira ketahui

1.2K 162 5
                                    

 "Ssstttttt

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ssstttttt..."

"Lah anjir anak ingusan!" Dira nyengir kuda ke teman sekelasnya waktu SMA, yang berada disamping mobilnya mengendarai motor.

"Cafe depan yok, ngobrol dulu, gue mau balik Solo soalnya baliknya minggu depan."

"Aturlah, gue ngikut!" Lampu merah sudah berganti menjadi hijau, Dira melajukan mobilnya dan belok ke sebuah cafe kecil dipinggir jalan Godean ini. Dirinya keluar dan menemui teman SMA nya, Andri.

"Masuk dulu lah, lama banget kayaknya gak ketemu semester ini." Ucap Dira, Andri merangkul bahu Dira masuk. Setelah memesan mereka duduk didekat pintu masuk.

"Sibuk BEM ya gini, apalagi sama mantan yang begonya malah diajak balik lagi." Dira nyengir tak berdosa, bagaimanapun Andri juga mengetahui bagaimana kerasnya Dira agar menjauh dari Dewa.

"Ya gitu, takdir membawa gue kembali bertemu dengan Dewa. Gue sebenernya gak pengen tapi gimana lagi, bahkan gue pergipun Dewa selalu ada."

"Iyain, gak libur lo masih ke kampus?"

"Gue semester ini kayaknya gak liburan deh, proker aja masih banyak belum lagi ospek yang tinggal dihitung bulan. Pusing gue dari kemarin bolak-balik sini Solo. Lo gimana?"

"Keder gue anjir, kuliah teknik Sipil nguras otak gue banget. Coba kalau gue ambil Arsitektur, kayak Killa yang udah kayak orang depresi beneran."

"Dibawa enak aja kali, gue juga kuliah kedokteran gak banget! Apalagi masih kerja di BEM, udah pusing tambah pusing."

"Sekali gak enak gak usah bilang enak deh, Dir." Keduanya tertawa dan terus mengobrol. Andri adalah mahasiswa jurusan Teknik Sipil dikampus Kahira, banyak teman satu kelasnya yang berkuliah disana.

"Eh lo dateng gak ke acara nikahanya si Nadia kemarin?" Nadia? Ngomong-ngomong gadis itu sudah menikah dengan seorang anggota TNI, melalui jalur perjodohan.

"Datang sih, sama Dewa. Si Nadia ngasih undangannya Dira dan Dewa banget!"

"Gue tau yang ide kayak gitu, kan Nadia minta daftar nama kelas kita." Andri dan Nadia adalah teman sejak TK, dan rumah mereka juga hanya sebelahan. Namun Nadia menyelanggarakan pernikahan di Sleman tempat kelahiran gadis itu, megah dengan prosesi pedang pora juga. Dira iri saat itu serius!

"Kampret banget, mentang-mentang tetangga seenaknya bikin nama aja lo!" Dira menjitak kepala Andri dengan keras.

"Tau gak lo kalau Nadia sama Dewa gak pernah ada hubungan?"

"Bukannya mereka pacaran?"

"Siapa yang bilang?!"

"Ngegas banget, kelihatan kali kalau si Dewa suka sama Nadia."

"Goblok! Goblok! Goblok! Lo deket lagi sama Dewa gak tanya gitu? Nadia kek, atau apa enggak sama sekali?" Dira menggeleng polos, dirinya terlalu malas untuk bertanya tentang hal yang membuatnya sakit.

HIPERCAMPUS [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang