Dikarenakan sudah lama tidak update dan para pembaca minta ini lapak update wkwk
Gue kasih satu nih, jangan nagih ya setelah ini. Doain aja biar otakku mau diajak ngebut hehe.
Kalau gak nyambung maaf ya, lagi buntu banget soalnya:(
SELAMAT MEMBACA, JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAKNYA YA GUYS!---
Jalan depan kampus utama ramai, disana lalu lalang kendaran tidak bisa dilalui. Namun Dira tetap memacu sepeda gunungnya dijalan dan bersisian dengan pemakai jalan yang lainnya. Hari ini ia bersepeda dengan Dikta juga Kalandra, hutang bulan lalu karena tidak jadi menemani dua orang itu surfing disalah satu destinasi bawah air di Jepara.
Mereka hendak menuju alun-alun Solo, berbekal nekat ketiga orang itu mengayuh sepeda dari rumah Kalandra yang lumayan jauh.
"Woy! Pelan-pelan kenapa heh!" Dira tak menggubris teriakan Kalandra yang tertinggal jauh dibelakang. Memang pada dasarnya Kalandra itu cepat lelah kalau naik sepeda.
"Dir!" Dan teriakan Dikta mampu menghentikan kayuhan sepeda Dira.
"Cemen lo berdua, masa baru segini capek."
"Lo yang enggak kira-kira bawa sepedanya anjir!"
"Menyeh lo berdua, bye gue tunggu di alun-alun. Inget yang kalah harus beliin takoyaki 3 porsi." Dan harga 3 porsi takoyaki setara dengan 50 ribu, mereka ini bertaruh nya aneh-aneh saja.
"Gue gak masalah 50 ribu melayang cuma beliin lo takoyaki, tapi beneran capek sat!" Dira tertawa kemudian turun dari sepedanya, tak lupa mengambil botol ia taruh di sepeda.
"Dih, tau gitu grab aja tadi mah gak usah sepedaan. Lagian lo berdua gegayaan bener, mana gak pernah naik sepeda. Kalau gue kan sering ke kampus naik sepeda. Nah lo berdua bawa motor sama mobil mulu."
"Beda anjir, lo deket dari kost. Kita? Jauh brader!"
"Banyak cincong lu kobokan air!" Kalandra memukul bahu Dira, ungkapan sebalnya.
"Sakit bege!"
"Bodo!"
"Hayuklah lanjut, bawanya pelan deh sampek alun-alun sekitar jam 4 ini." Dira memasang ipod nya kembali ditelinga, diikuti Dikta dan Kalandra yang juga menaiki sepedanya. Tak lama ponsel Dira bergetar musik dari Spotify terhenti berganti dengan panggilan dari ayahnya.
"Assalamualaikum, ayah!"
"Waalaikumsalam, kamu pulangnya kapan? Udah liburan kok belum pulang." Tanya ayah Dira dari seberang sana.
"Hehe nanti deh, yah. Dira lagi sibuk disini, ya enggak banget sih tapi segera pulang kok." Dira cengengesan sendiri, memang liburan sudah tiba tapi dirinya belum ingin pulang. Dewa? Jangan ditanya dia sudah pulang dua hari selepas acara syukuran kesembuhan Ilsan dan kemenangan Dira.
"Nanti mulu, ga jadi pulang beneran kamu. Udah jarang pulang juga, pulang ya! Harus!"
"Iya, ayahku sayang. Cinta pertamaku, Dira bakal pulang. Disana ada acara juga, anak tiri ayah kan mau lamar anak orang."
"Hah? Anak tiri yang mana ini? Yang Rendi, Kala, Abim, apa Andri?"
"Kok ada Kala sama Abim sih ayah?!" Protes Dira, kenapa dua monyet itu harus disebutkan.
"Kan banyak atuh dek, si Rendi? Kan yang punya pacar cuma dia diantara anak ayah."
"Iya yang lain jomblo." Dira mendengus, nafasnya mulai terengah-engah.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIPERCAMPUS [TERBIT]
أدب المراهقينBangun BEM sama mantan? Itu bangun organisasi apa rumah tangga? Bisa lah habis bangun BEM lanjut ke pelaminan, panitianya ya anak-anak BEM:) Wanjirrr bayanginnya jauh amatt😂 Ini lah cerita abal-abal gue, Copyright by @mabaugm_ Sincarely, 31 Mare...