• First

157 27 5
                                    

"Pinky. Human -death."

Moonbin terbelalak kaget mendengar salah satu nama temannya disebutkan oleh someone yang menjadi moderator itu.

"Semuanya berkumpul ke Aula sekarang. Mode day on"

Teng teng teng...


Moonbin menunggu sekitar 10 menit barulah dia keluar dari tempat persembunyiannya.
Entahlah, tapi perasaannya sangat tidak enak.



















'gotcha! Kau korban berikutan bin' batin seseorang saat melihat Moonbin keluar dari kelas 10 IPS-3.



















"P-pinky... kenapa harus Pinky??!" Lirih Sakura. Dia menangis.
"Sshhh.. udah sak udahh.." ucap Sinb menenangkan.
"Sekarang apa?" Tanya Taek.

"Kalian akan memecahkan satu clue atau teka teki untuk mengetahui siapa The Killer/Mafia itu"

"Lihatlah kebelakang"


Dibelakang mereka ada, tepatnya di tengah-tengah meja panjang aula sekolah yang biasanya ditempati para guru ketika rapat terdapat satu buah karet rambut dan benda putih kenyal berbentuk persegi....... seperti...... tahu?




"Apa maksudnya?"


"Itu adalah clue kalian. Silahkan menebak. Kuberikan waktu sepuluh menit untuk berunding"

"Karet... karet.... apa maksudnya?"

"Sepuluh..."

"Tahu? What's a meaning of tofu?"

"Sembilan.."

"Like a tofu,Maybe?"

"Delapan..."

"Ini maksudnya gimana sih?!"

"Tujuh..."

"Yang lain mikir dong!"

"Enam..."

"Ya lu pikir kita-kita ga mikir juga apa?!"

"Lima...."

"Stop ih! Jangan berantem dulu!"

"Empat..."

"Cari tahu maksud dari karet!"

"Tiga..."

"Yang otaknya encer plisss..."

"Dua..."

"Apa mungkin..."

"Satu."
Satu kata yang terdengar dari seluruh speaker yang ada di sekolah terlebih di dalam aula yang tengah ditempati oleh pemuda pemudi 98line terdengar begitu halus namun berhasil membuat tubuh semua yang berada di dalam aula itu menegang.


"Waktu habis. Waktunya pengadilan, kalian semua bisa memilih satu orang tersangka."















Hening.. tak ada yang berani mengutarakan pendapat tentang orang yang akan mereka tunjuk menjadi tersangka...













Tapi itu tidak berlangsung lama karena..














"Aku memilih Dahyun."










Kino. Dialah yang mengatakan pilihannya dengan tegas, bagaikan tak ada apapun yang bisa membuatny ragu akan pilihan tersebut.








"M-me?! But why..?" Tanya Dahyun, ada rasa tak terima di hatinya. Tak menyangka temannya ini menunjuknya sebagai pelaku.

"Kamu lentur bagaikan karet. Badanmu sangat lentur bukan?" Tanya Kino.

"Tapi kamu juga lentur Kino!" Dahyun yang tak terima di tuduh seperti itu mulai merasa kesal hingga membentak Kino.

"And.. tofu.. dalam bahasa korea 두부. Kau disekolah dikenal dengan Dubu Queen Dance. Nickname Dubu, dan badan lentur. Keduanya sangat cocok dengan clue tersebut.. bukan begitu, Kim Dahyun?" Lanjut Jinny dengan menekankan kata sangat cocok dan Kim Dahyun.

Semua pandangan tertuju pada Dahyun. Pandangan kaget dan tidak percaya.



"Dubu Quuen Dance. D-dahyun?!"

"Sorry, aku dahyun."

"Me too"

"Sorry Dahyun"

"Kim Dahyun"











Baiklah, semua disana memilih Dahyun. Ah sepertinya kita harus mengakhiri akting tak berguna ini sekarang.









"Hhh, clue itu terlalu mudah"

"Yeah kalian benar. Aku yang membunuh Pinky."

"You know guys? It's so so so funny! Aku bahkan masih membayangkan bagaimana aku memenggal kepala pinky dan menggantung badannya terbalik hingga darahnya menyrbar keluar.. Ah pengalaman yang menegangkan sebenarnya. But i like that. Melihat dia memohon sambil menangis sudah cukup membuatku bahagia."

"Dia terlalu serakah untuk hidup."

"Merasa diri yang paling tinggi hingga merendahkan orang bawah sepertiku. Sangat menyayat hati."

"Aku sangat senang dia mati di tanganku."

"Takkan aku lupakan wajah takutnya itu" ungkap Dahyun.







Semuanya menganga tak percaya akan kenyataan.
Dahyun adalah anak yang bisa dibilang alim ini sangat berani membunuh temannya. Bahkan dengan cara memenggal. Garis bawahi MEMENGGAL.

Sungguh sangat sadis.







"Crazy! She's is our friend Dahyun!" Bentak Sakura.

Dahyun mengangkat kedua bahunya acuh kemudian menarik salah satu ujung bibirnya membentuk smirk. Detik berikutnya semuanya kembali terdiam. Hening.






























Karna entah dari mana, tiga buah pisau menancap sempurna di jantung Dahyun hingga Dahyun mengeluarkan darah dari mulutnya. Semua yang menyaksikan hal tersebut bergidik ngeri. Menyeramkan.




















"Kim Dahyun. Mafia/the killer -death."

"Night mode. All members go to hide"

Teng teng teng...




































Baiklah kini saatnya the Killer/Mafia mencari korban selanjutnya.. Kita lihat nanti, siapa yang akan menyusul Pinky dan.... Dahyun.




















To be continued.



A/n: balik lagi ahirnya:) kelamaan ya? Maaf hehe..
Semoga suka yah, maksih buat readers sama siders karna udah mau baca, apalagi yang vomment ugh lopyu♡

Ah, iya. Maaf kalo banya typo. Aku soalnya males banget buat baca lagi terus revisi. Aku tipe orang yang langsung publish pas abis ngetik, ga mau baca ulang atau ngerevisi. Itu tuh kerjaan yang membosankan dan sangat menyebalkan. Makanya maklumin aja ya, soalnya juga typo ku suka ga ngotak. Typonya bisa jauh banget:")
Oke, tq. Sweet dream Reader-nim!><

#709

Who's The Winner?・98Line ⸝⸝Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang