(1) Move!

683 85 3
                                    

Yerin baru saja dari toilet. Bahkan matanya belum terbuka sempurna. Tangannya meraba mencari gulingnya. Ingin kembali terlelap di subuh-subuh buta.

“Gulingku ke mana?” gumam Yerin masih meraba.

Namun, ada satu hal yang salah. Yerin menyentuh sesuatu yang keras. Meraba semakin ke atas. Yerin bingung lalu membuka matanya sedikit.

“MWO??!!”

Tiba-tiba ada laki-laki di samping Yerin. Laki-laki itu bahkan menyamankan posisinya memeluk guling.

Laki-laki itu berjas lengkap berwarna kecoklatan. Rambutnya sedikit rapi.

“Aku pasti mimpi,” Yerin menepuk kedua pipinya.

Yerin melanjutkan tidurnya.

Kring Kring Kring

Alarm Yerin berbunyi. Hendak mematikan alarm yang ada di nakas. Namun, tubuh Yerin berat. Ada satu tangan besar melingkar di perutnya.

Awalnya Yerin hanya biasa-biasa saja. Namun, tangan itu menarik perutnya. Yerin juga merasakan hangat diperutnya. Merasa ada yang salah. Dengan cepat Yerin membuka selimut yang menutupi wajah seseorang di sampingnya.

“MWO?!!!”

Teriakan Yerin membuat laki-laki itu menggeliat. Yerin menjauhkan tangan besar itu dari perutnya dengan hati-hati.

Laki-laki itu bangun lalu duduk bersila. Rambutnya berantakan. Setelan jas masih ada dibadan laki-laki itu Menggaruk rambutnya.

“Aku ada di mana?” tanyanya bingung.

Yerin membelalakkan matanya. Langsung memeriksa baju yang dipakainya. Masih berada di tempat.

Yerin melihat sekeliling. Ini apartemennya.

Dia siapa?~selidik Yerin memicingkan mata.

Mata laki-laki itu mulai terbuka sempurna. Menatap Yerin di depannya.

“Eoh, terimakasih untuk tadi malam.”

Yerin membulatkan matanya.

Ternyata dia ...

Tanpa pikir panjang, Yerin langsung menampar laki-laki itu.

PLAK

Laki-laki itu langsung tersungkur di ranjang.

“Tunggu dulu,”

Yerin menerjang tubuh laki-laki itu. Memukul kepalanya dengan bantal bertubi-tubi.

“Bagaimana kau masuk?”

“Brengsek!”

“Kau apakan aku semalam?”

“Kenapa berterimakasih?”

“Akh! Brengsek!”

“Siapa kau?”

“Aku tidak mengenalmu!”

Yerin tidak membiarkan laki-laki itu bicara. Sampai bantal itu sudah mengeluarkan busa. Akhirnya laki-laki itu bisa menahan bantal dari tangan Yerin lalu melempar ke sembarang tempat.

Membuat Yerin takut melihat ekspresi laki-laki itu yang sepertinya marah.

“Bisa kau menyingkir dari perutku?” ucap laki-laki itu serius.

Yerin pun menyingkir. Kedua tangannya menutupi wajahnya dengan meringkuk. Lalu Yerin tiba-tiba menangis.

Melihat itu laki-laki di depan Yerin berusaha meraih bahu Yerin. Yerin menepis tangan itu.

A Wizard Moves Things | Jun & YerinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang