(23) 28 Februari

226 36 19
                                    

"Sekarang?" tanya Jun semangat.

Sedangkan Yerin? Ia tidak tahu harus bersikap bagaimana, ia sangat gugup jika memikirkan apa yang terjadi nanti.

"A-aku ke kamar mandi dulu," ucap Yerin sambil mengeratkan jaket handuk mandinya.

"Mau apa?" tanya Jun lalu mendekat pada Yerin.

Mata Yerin berkeliaran, mencari suatu alasan. Ia hanya ingin menyiapkan diri di kamar mandi.

"Cuci muka?!" jawab Yerin agak ragu.

Yerin pun pergi meninggalkan Jun sedikit berlari kecil.

Byuuur

Yerin melihat pantulannya di cermin setelah membasuh wajahnya. Ia beberapa kali menepuk dadanya yang berdetak cepat.

"Kenapa aku gugup sekali?" gumam Yerin.

Yerin mengintip keluar kamar, terlihat Jun sedang menatap langit malam. Ketika Jun ingin berbalik, Yerin dengan cepat menutup pintunya, takut ketahuan. Padahal Jun melihat Yerin yang mengintip, yang terpantul dari jendela kaca besar di depannya. Jun pun mendekati kamar mandi yang dipakai Yerin dengan senyuman. Entah apa yang ia pikirkan.

"Apa bisa ditunda malam besok, ya?" gumam Yerin lagi pada dirinya sendiri.

Saking gugupnya, ia tidak sadar kamar mandi dibuka seseorang. Yerin terperanjat merasakan sentuhan diperutnya.

"Kau gugup?" tanya Jun to the points sambil melingkarkan tangannya di perut Yerin dari belakang.

"Ti-tidak, siapa yang gugup?" ucap Yerin tergagap. "Aa, kau yang gugup, kan?" Yerin menuduh Jun supaya meredakan jantungnya.

Dapat Yerin dengar suara tawa Jun.

"Kalau begitu, kenapa tidak lakukan sekarang?"

Dapat Jun lihat ekspresi Yerin yang terkejut dipantulan cermin, bahkan mata Yerin membulat sambil mengerjap.

Tanpa ba-bi-bu Jun langsung mengangkat Yerin ala bridal style. Kedua tangan Yerin spontan melingkar di leher Jun. Kedua mata mereka bertemu sepanjang perjalanan Jun membawa Yerin ke kasur hotel.

Mengapa waktu melambat? ~batin Yerin.

Bruuk

"Aduuh!"

Saat ingin merebahkan Yerin, Jun tidak melihat ada lampu tidur karena itu membuat kepala Yerin terbentur bahkan lampunya jatuh.

"Mian mian!" ucap Jun setelah merebahkan Yerin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Mian mian!" ucap Jun setelah merebahkan Yerin.

Jun tidak peduli dengan lampu tidur itu. Dengan cahaya rembulan dan tersisa satu lampu tidur, Jun pun menaiki kasur itu ke atas Yerin.

Yerin menahan Jun. "Kau tidak perbaiki lampu itu?"

"Nanti saja," sahut Jun dan itu adalah percakapan terakhir mereka.

A Wizard Moves Things | Jun & YerinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang