(20) Titik Terlemas

225 41 17
                                    

Sedangkan Yerin saat ini sedang termenung melihat air menetes turun mengenai kaca jendela yang sedang ia hadapi. Semenjak tiga hari yang lalu ia secara tidak langsung setuju diam agar tidak mengabari Jun di mana dia berada. Ia juga penasaran apakah Jun mencintai Yerin, seperti Yerin mencintainya.

Ya, Yerin sudah membulatkan hatinya bahwa rasa ini memang benar. Bukan sekedar kasihan ataupun menolong apa yang Jun butuhkan. Ini murni rasa yang tumbuh dari hari-hari yang mereka lalui bersama.

Tapi apakah Jun juga membalasnya? Apakah Jun hanya membutuhkan bantuan Yerin? Jika iya maka tidak apa, Yerin bisa melakukannya. Rasa ini akan Yerin tanggung sendiri akibatnya.

Ada setitik harapan bahwa Jun juga mencintainya. Yerin berkelana pada kenangan mereka dua bulan terakhir ini. Semuanya terjadi begitu saja bagaikan takdir.

Tetapi kepercayaan Yerin goyah ketika pagi-pagi sekali Taehyung datang bergegas masuk ke kamar Yerin. Entah berapa banyak Taehyung membuang-buang uangnya untuk menginap di penginapan ini berhari-hari atau ini sebenarnya rumahnya. Yerin tidak penasaran lagi di mana sebenarnya ia berada.

"Yerin, coba lihat ini."

Saat itu Taehyung membawakan satu majalah dewasa. Ia membukakan halaman dimana Jun dan seorang perempuan sedang bergelut mesra bagaikan suami istri. Detik itu juga Taehyung meninggalkan Yerin dengan majalah itu, ia mengerti Yerin perlu waktu untuk sendiri.

Yerin memberanikan diri untuk melihat dengan jelas apa benar yang ada di dalam majalah itu Jun? Walaupun melihat sekilas pun Yerin bisa mengenalinya. Bertambah nyeri lagi saat beberapa potret yang diambil bagaikan pemotretan beruntun dan itu artinya tidak ada paksaan sedikit pun untuk melakukan beberapa gaya.

Yerin tidak kuat melihat lebih lama lagi, ia langsung berpaling sambil menutup mata. Detik itu juga yang awalnya matanya hanya berembun, kini meneteskan air mata.

Seketika ia ingat Jun pernah mengatakan ditelepon mempunyai partner kerja. Jun menjadi model sampingan untuk mencari uang agar bisa memenuhi keinginan Yerin yaitu pernikahan.

Seharusnya ia percaya pada kepercayaannya sendiri, tidak tergoyah pada sesuatu yang hanya dilihat pada satu sisi saja. Mungkin Jun bertingkah profesional, namun jika memang Jun menyukai perempuan yang sebagai partner-nya itu maka seharusnya tidak ada yang sakit hati diantara mereka.

Mari berjalan sesuai awal rencana.

Yerin pun menutup majalah itu dan menyimpannya di laci nakas. Lalu menyandarkan kepala pada tangannya, matahari lama kelamaan naik menyinari kamar Yerin begitu juga rintik hujan yang semakin teduh.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Jun akhirnya membatalkan semua pekerjaan yang harusnya ia lakukan hari ini dan beberapa hari kedepan. Walaupun model sampingan tetapi ia selalu dibooking sebelum hari pemotretan. Bahkan Jun tidak menghitung lagi seberapa besar ia dibayar karena sehari saja bisa lima pemotretan dan honornya akan ditransfer keesokan harinya. Jun pernah memeriksa jumlah pendapatannya, itupun saat mabuk dan esok harinya tidak ingat lagi.

A Wizard Moves Things | Jun & YerinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang