Prologue

2.2K 163 3
                                    

🚫WARNING!🚫
Terdapat beberapa adegan dewasa, kekerasan, darah, penyiksaan dan lain-lain yang akan membuat kurang nyaman.

Homophobic silahkan undur diri. Tolong jangan report, just leave.

B×B

Vote and comment for next chapter. Silahkan komen apa aja, yang mau komen menghujat nanti disediakan lapak hujatan dengan lapak kritik dan saran.

Kritik dan saran diterima baik dengan catatan gunakan bahasa yang sopan.

A collaboration with Jihanlee31

Happy reading><

Happy reading><

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kaki tak beralasnya melangkah menyusuri hutan. Hanya dengan segenggam lentera kecil dari kakek tua di seberang sungai, ia menapaki jalan menuju tempat yang gelap berbahaya yang bisa saja merenggut nyawa.

Suara binatang malam menjadi musik pengiring bersama semilir angin yang berembus bergesekan dengan daun-daun yang tumbuh subur di jajaran pohon-pohon yang menjulang tinggi.

Tubuhnya menggigil, tangannya bergetar. Hatinya memintanya untuk berhenti namun benaknya terus memaksa untuk menyelamatkan satu nyawa yang hendak diakhiri.

Perlahan menjejakkan kakinya diatas tanah berlumpur. Semakin dalam, semakin dirinya enggan untuk menyusuri hutan. Namun, sekali lagi hatinya memaksa untuk melanjutkan perjalanan penuh bahaya ini.

Ia tahu apa yang menunggunya di ujung hutan gelap yang mencekam ini. Sesosok makhluk yang dulu tak ia percaya, bahkan ia pikir tidak mungkin ada. Mahkluk yang kini tengah menunggunya dengan seringai menyeramkan. Menunggunya datang untuk menyelamatkan satu nyawa terpenting meski harus berkoban.

Tanpa ia sadari, sosok itu tersenyum saat melihat bagaimana keberanian si mangsa.

Tak peduli kaki tanpa alasnya yang tergores ranting dan batu yang ia injak. Tak peduli seberapa banyak ia meringis ketika lukanya semakin melebar. Di pikirannya hanya satu, menyelamatkan, bahkan jika harus ia yang kehilangan nyawa.

Suara gemerisik di balik semak-semak menghentikan langkahnya. Menoleh ke kanan dan ke kiri, mengedarkan pandangan, mencari sumber suara. Jantungnya bergemuruh, napasnya terengah. Raut ketakutan mulai muncul disertai genangan air di pelupuk mata.

Bayangan hitam melintas secepat kilat. Berhenti tepat di belakang punggungnya. Tubuhnya menegang.

"Aku menemukanmu, manis."

[Lapak komentar bebas]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Lapak komentar bebas]

[Lapak kritik & saran]

[Lapak hujatan]

그의 송곳니 : His Fangs [SOONHOON]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang