c o g i t a n s e u m - fourteen

575 46 6
                                    

🚫WARNING!🚫
Terdapat beberapa adegan dewasa, kekerasan, darah, penyiksaan dan lain-lain yang akan membuat kurang nyaman.

Homophobic silahkan undur diri. Tolong jangan report, just leave.

B×B

Vote and comment for next chapter. Silahkan komen apa aja, yang mau komen menghujat nanti disediakan lapak hujatan dengan lapak kritik dan saran.

Kritik dan saran diterima baik dengan catatan gunakan bahasa yang sopan.

A collaboration with Jihanlee31

Happy reading><

Happy reading><

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Sang dewi malam yang menyorot masuk ke dalam ruangan gelap melalui celah-celah tirai putih itu seolah mengutuk keberadaan Soonyoung. Pria itu duduk di depan perapian yang sudah padam, yang tersisa hanya kepulan asap dan abu dari kayu yang sudah habis terbakar. Matanya memandang dalam cincin penuh ukiran kuno yang tersemat di jari manisnya.

"Kau bodoh," ejekan itu mengalihkan perhatian Soonyoung.

Di belakangnya, Mingyu bersandar di ambang pintu, sebelah tangannya membawa segelas cairan berwarna merah pekat. Perlahan, ia melangkah dan duduk di samping Soonyoung kemudian membiarkan pria di sampingnya itu mengambil gelas di tangannya.

"Aku sudah mengatakannya berkali-kali padamu untuk menahan diri," lanjut Mingyu yang hanya dibalas helaan napas oleh Soonyoung.

"Kau bertemu dengannya, Mingyu-hyung?" tanya Soonyoung tiba-tiba.

Mingyu mengernyit. "Siapa?"

"William."

Tubuh kekar itu menegang seketika.  Mingyu menyandarkan punggungnya kemudian mengangguk. Pikirannya kembali melayang pada kejadian lalu saat ia tak bisa menahan diri untuk mencium seseorang yang ia rindukan setelah menunggu selama ratusan tahun.

"Aku merindukannya. Dia sangat cantik, seperti dulu."

"Itu yang aku rasakan, hyung. Kita ini sudah mati, jantung kita bahkan tidak berdetak, tapi saat berhadapan dengan mereka, rasanya aku seperti kembali menjadi manusia," ujar Soonyoung pelan.

Hening. Ucapan soonyoung sepenuhnya benar. Makhluk seperti mereka yang bahkan eksistensinya saja diragukan bisa menyimpan rindu selama ratusan tahun hanya untuk menunggu pujaan hatinya kembali. Soonyoung dan Mingyu, keduanya hanya mendamba cinta kekasih yang sudah lama dinanti. 

"Ayo kembali ke kastil utama."

Soonyoung bangkit dari duduknya, merapikan sedikit kemeja putih yang dua kancingnya sudah terbuka kemudian melangkah meninggalkan Mingyu yang masih bingung mengapa Soonyoung mengajaknya kembali ke Kastil.

"Ada apa? Apa sesuatu terjadi?" tanya Mingyu.

"Kau bisa tanyakan itu nanti. Sekarang, ayo bergegas atau masalah ini akan semakin rumit."

Sepeninggal Kwon Soonyoung, Jihoon termenung di kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepeninggal Kwon Soonyoung, Jihoon termenung di kamarnya. Kepalanya menunduk dalam lipatan tangan yang menumpu di atas kakinya. Tubuh mungilnya terbalut selimut. Tak lama, tubuh itu mulai bergetar. Ia terisak pelan, semua rasa sakit dan emosi yang menekan dadanya ia keluarkan.

"Sebenarnya apa salahku?" lirihnya.

Kedua tangannya mengepal hingga urat-urat di tangannya menonjol. Kuku-kuku cantik yang selalu Wonwoo sukai itu menekan telapak tangannya hingga terluka dan meneteskan darah. Dadanya sesak sekali. Seumur hidup, Jihoon tidak pernah merasa sesial ini. Kwon Soonyoung, sejak kedatangan pria itulah hidup Jihoon mulai berubah. 

Lelah menangis, laki-laki itu turun dari atas ranjangnya. Ia berjalan pelan menuju kamar mandi dengan langkah terseok-seok, bagian selatannya terasa sangat perih. Kwon Soonyoung sialan!

Entah bagaimana ia menjalani hari esok, Jihoon enggan memikirkannya. Semua yang terjadi belakangan ini terlalu mendadak hingga membuatnya pusing dan tidak bisa berpikir. Jihoon butuh liburan, Jihoon rindu Eomma. Jihoon ingin berlari sejauh mungkin.

Di depan cermin kamar mandi, ia melihat kondisi tubuhnya sendiri. Kulit pucatnya dipenuhi bercak kemerahan, beberapanya ada yang hingga keunguan. Kwon Soonyoung benar-benar menghabisinya dalam semalam.

"Aku tidak percaya aku melakukannya pertama kali dengan si Kwon sialan."

Jihoon bergidik kala mengingatnya. Ia memang menyukai pria, namun ia tidak pernah mengira bahwa ia akan melakukannya dengan cara seperti itu. Sungguh sangat di luar ekspektasi. 

"Tersenyumlah Lee Jihoon, tersenyumlah seperti biasanya seolah semua baik-baik saja."

Halo-halo, lama tak jumpa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halo-halo, lama tak jumpa. Aku mau minta maaf yang sebesar-besarnya karena baru bisa lanjutin ini sekarang. Semoga kalian nggak kesel dan marah sama aku ya:)) dan semoga masih ada yang mau baca hehehe. 

Maaf juga hari ini baru bisa update sedikit karena aku harus membenahi tokoh-tokoh dan alurnya juga alias aku lupa:) Project ini udah ditinggal lama banget jadi aku harus kembali refresh ingatan aku, jadi mohon maaf ya. Semoga setelah ini, alur cerita dan penokohannya juga bisa semakin jelas biar yang baca bisa menikmati dengan nyaman.

See you di next chapter guys, i love you!!

그의 송곳니 : His Fangs [SOONHOON]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang