f a n g e d c r e a t u r a - fifteen

564 41 3
                                    

🚫WARNING!🚫
Terdapat beberapa adegan dewasa, kekerasan, darah, penyiksaan dan lain-lain yang akan membuat kurang nyaman.

Homophobic silahkan undur diri. Tolong jangan report, just leave.

B×B

Vote and comment for next chapter. Silahkan komen apa aja, yang mau komen menghujat nanti disediakan lapak hujatan dengan lapak kritik dan saran.

Kritik dan saran diterima baik dengan catatan gunakan bahasa yang sopan.

A collaboration with Jihanlee31

Happy reading><

Awan pekat menutupi rembulan yang menjadi satu-satunya penerangan bagi Soonyoung dan Mingyu yang tengah berdiri di depan pintu utama kastil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Awan pekat menutupi rembulan yang menjadi satu-satunya penerangan bagi Soonyoung dan Mingyu yang tengah berdiri di depan pintu utama kastil. Keduanya berhenti sejenak, menarik napas panjang dan mulai melangkah masuk. Suara pintu terbuka menggema di seluruh penjuru ruangan luas yang gelap gulita.

"Mereka semua tetap sama, tidak pernah berpikir untuk membuat ruangan ini sedikit lebih terang," komentar Mingyu.

Soonyoung berdehem pelan, ia mendongak kemudian tersenyum miring. "Jeonghan-hyung, aku tahu kau melihatku dari sana."

Suara tawa terdengar, Mingyu bergidik. Suara tawa Jeonghan selalu membuatnya merinding. Tak lama, pria yang dipanggil Jeonghan itu berjalan menuruni tangga, jarinya menjentik dan seluruh obor pun menyala, menampilkan seluruh ruangan yang terlihat kacau dan berantakkan, sama seperti keadaan Jeonghan yang bisa dibilang cukup buruk. Rambut blonde-nya berantakan, matanya terlihat sangat sayu, lebih dari biasanya. Kemeja putihnya kotor penuh dengan noda darah dan tanah yang sudah mengering.

"Apa yang terjadi padamu, hyung? Bertarung dengan anjing?" tanya Mingyu.

Jeonghan tersenyum tipis kemudian menggeleng pelan. "Aku baru saja menjadi makhluk mengerikan sekaligus menjadi malaikat bagi seseorang."

"Apa maksudmu?" 

"Ikut aku."

Baik Soonyoung dan Mingyu tidak mengatakan apapun lagi setelahnya. Keduanya mengikuti langkah Jeonghan menuju ruang bawah tanah yang sesak. Dari kejauhan, samar-samar Soonyoung bisa mendengar suara isakan dari ujung lorong. Ekspresinya berubah, rahangnya mengeras.

"Apa ini ulah Seungcheol-hyung?" tanya Soonyoung.

Anggukan Jeonghan menjadi jawaban. Soonyoung benci keadaan seperti ini. Meski ia tahu Seungcheol adalah pemimpin, namun beberapa perbuatannya sulit untuk ditoleransi. Pria itu terlalu kuat hingga kesulitan menahan diri hingga beberapa kali membuat mereka dalam masalah, seperti kali ini.

그의 송곳니 : His Fangs [SOONHOON]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang