#1

2.3K 169 7
                                    

Kamu yang tidak pernah ragu untuk menarik tubuhku ke dalam pelukanmu.

Mencium aroma tubuhku ketika sedang memelukku. Tangan kekarmu mendekapku, memberikan kehangatan yang tidak pernah kurasakan dari orang lain atau siapapun itu.

Kusuka begitu kamu memanggil namaku dengan berbisik di sebelah telingaku. Terasa geli dan membuatku sedikit terkikik.

Ketika kamu tanpa ragu mencium bibir tipisku lembut, sangat lembut dan memabukkan sampai aku lupa akan urusanku di dunia.

Indahnya saat-saat kamu mencintaiku, dan aku mencintaimu.

Indahnya saat namaku adalah satu-satunya yang terpatri di dalam hatimu.

Indahnya saat aku adalah satu-satunya untukmu. Dicintai olehmu membuatku merasa spesial dan berharga. Sampai aku lupa bahwa ada yang namanya takdir.

Iya. Takdir.

Aku lupa bahwa aku tidak bisa melawan kekuatan dan kehendak takdir, yang memisahkan kita dengan cara yang menurutku kejam.



*******


Hyunjae meneguk minuman soda-nya sambil tertawa sendiri karena acara tv yang dia tonton. Besok hari minggu, jadi dia bebas bergadang.

Dia menengok kearah ponselnya yang bergetar. Telpon dari temannya, Choi Chanhee.

"apa?" sahut Hyunjae jutek, masih sibuk nonton.

"sini dong Jaee~ let's have some fun!" Hyunjae berdecak malas.

"gamau. Gue mau quality time" jawab Hyunjae acuh, kali ini sibuk mengunyah kacang kulit.

"ah, lo emang nggak asik. Ada satu nih yang kesepian, bisa lah ya lo temenin diaa~"

"mending lo pulang deh, tobat heh tobat. Mau sampe kapan lo keliaran terus, nyu?"

"dan mau sampe kapan lo terus kepikiran manusia bajingan satu itu?"

Bibir Hyunjae tertutup rapat. Sial sekali Choi Chanhee, berani merusak mood Hyunjae karena membahas si bajingan pemberi luka yang sulit dia lupakan.

"siapa yang kepikiran?" jawabnya seadanya, membohongi diri sendiri juga Chanhee.

Namun Chanhee tidak bisa dia bohongi.

"Kevin bakal jemput lo anyway"

"hah?! Lo seniat itu sampe nyuruh Kepuy jemput gue?!"

"yaaa baby~ gue capek liat lo galmup plus kaya orang bloon kalo makan siang kerjaannya melamunnnn aja"

"katanya lo strong, tapi sudah setahun berjalan pun pikiran lo masih dikuasai oleh si brengsek itu"

"so? Emang dengan gue dateng ke tempat favorit lo itu gue bisa lupa masalah ini?" tanya Hyunjae ketus. Bagi Hyunjae, waktu lah yang akan menyembuhkannya.

Tapi bagi Chanhee itu tidak akan membantu sama sekali.

"lo perlu melupakan dia dengan jalur ini, Jae"

"jalur setan maksud lo?!" Chanhee terkekeh di seberang sana, lalu mematikan telponnya tanpa permisi.

Hyunjae berdecak kesal. Lagipula masalah move on itu masalah pribadinya, dia yang tahu cara untuk menyembuhkan dirinya sendiri. Ini kenapa temen-temennya suka banget ikut campur?

Tak lama dari itu, bel pintunya berbunyi. Dengan malas dia berjalan ke pintu utama dan mulai membuka pintunya.

"Puy, mending lo balik aja dah--" ocehannya terhenti begitu melihat sosok tinggi berdiri di depan rumahnya saat ini.

Forget Him and Love Me Instead [JuJae]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang