PART 2

1.9K 300 9
                                    

"Kamu lihat wanita itu? Dia cantik sekali ya!" bisik seseorang kepada temannya.

Temannya mengangguk setuju, "Kedua temannya juga cantik, tapi yang satu ini memang punya daya pikat yang kuat."

"Aku tidak sempat berkenalan dengannya, tidak enak juga kalau mengganggunya di saat-saat seperti ini."

"Mmm. Apakah setelah ini kita akan mendatanginya saja?"

"Kamu tidak ragu? Bagaimana kalau dia marah ke kita?"

"Kenapa marah?"

"Ya tentu saja karena kita mengganggunya saat dia sedang sibuk! Aku tidak mau jika harus gagal berkenalan dengannya."

Temannya berdecak, "Arasseo arasseo... kita tunggu saja di dekatnya, siapa tahu seseorang akan memanggil namanya."

"Kamu tahu, aku beruntung kamu punya otak di atas ini." Katanya sambil menepuk pelan pucuk kepala temannya.

"Yaa!" temannya berseru menanggapi ledekan itu.

"Tzuyu! Somi!" sahut Jennie sesaat setelah tiba di salah satu pos pengungsian.

"Jennie Onnie! Akhirnya kamu tiba juga." Sambut Tzuyu masih mengelus kepalanya. Dia melirik ke arah Kai yang sibuk memindahkan kardus-kardus dari atas perahu, "Eoh? Dia juga ikut?"

Jennie memutar bola matanya, "Dia menungguku sejak di pos utama."

"Kami juga tidak enak dengannya karena dia bilang dia yang akan menunggumu bersama barang-barang itu." Kata Somi sedikit berbisik.

Jennie menyenggol lengannya, "Hentikan sikap tidak enak kalian. Justru aku menjadi tidak nyaman karena itu." Katanya, "Ayo kita mulai membagikan barang-barang ini!" lanjutnya lalu mengambil sekardus yang sudah Kai turunkan dari Perahu.

"Jennie." Panggil Kai membuat Jennie menoleh, "Aku akan pergi mengantar barang yang lainnya ke pos berikutnya. Aku akan kembali ke sini secepatnya." Ujarnya kemudian.

"No need to rush, Kai. Pastikan saja semua bantuan sudah sampai di pos yang lain."

"Oke! Hei, Tzuyu-Somi," Kai beralih ke Tzuyu dan Somi, "jaga Jennie baik-baik ya!"

"Eoh? B-baik." Jawab mereka.

Jennie mendengus kesal dan pergi. Tzuyu dan Somi menyusulnya.

Jennie melihat sekelilingnya dan merasa terenyuh dengan nasib pengungsi banjir. Apalagi ketika melihat anak-anak yang masih bayi harus bertahan di tempat seperti ini. Sumpek, ramai, dan ada yang masih berkelakuan jorok membuang sampah sembarangan. Ah, sungguh Jennie ingin sekali memaki orang yang seperti itu! Tapi dia tahan karena dia tidak mungkin memaki pengungsi, kan?

"Nah, bagikan ini kepada Ibu yang punya anak balita." Suruh Jennie, "Yang lainnya akan menyusul dari Kai."

"Oke, Jennie Onnie." Jawab Somi, sedangkan Tzuyu hanya mengangguk.

Jennie menyobek selotip yang menutupi celah kardus lalu membukanya. Dia pun membagikan kepada beberapa Ibu yang sedang menjaga anaknya tidur maupun yang sedang menggendongnya. Semuanya tersenyum ramah dengan bantuan yang diberikan Jennie. Jennie sambil menanyakan kabar mereka dan menanyakan hal yang masih kurang di pengungsian. Rata-rata mereka kesulitan memperoleh air bersih, terutama untuk minum. Jennie jadi teringat bahwa masih ada barang-barang milik mereka di pos utama, yang isinya ada beberapa kardus air mineral. Lebih baik dia meminta seseorang untuk mengambilnya dengan segera.

Sepertinya kita harus segera membagikan air mineral. Aku yakin di pos lainnya juga kekurangan itu.
Tulis Jennie di kolom chat grup.

Baik, Onnie. Kebetulan aku sudah sampai di pos utama dan mengambil barang-barang yang lain.
Balas Dongwo.

LOVE ALL OF YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang