PART 8

1.5K 234 5
                                    

"Mengapa tiba tiba kamu menanyakan ini, Jennie ssi?" Tanya Suster Piér.

Jennie menggelengkan kepalanya, "Saya hanya penasaran, Suster."

Suster Piér menghela nafas, "Jennie ssi, saya tidak tahu apa alasanmu bertanya tentang itu, saya hanya berharap jangan sampai kamu yang terjerumus ke dalam jurang itu. Kita semua tahu bahwa hubungan sesama jenis itu sangat dilarang dalam agama. Perasaan yang seperti itu karena setan yang menggiring nafsu manusia. Sesat dan menyesatkan. Saya yakin, gereja tidak akan tinggal diam saja jika mengetahui ada jemaat di sini yang seperti itu. Bla bla bla..."

Jennie diam tidak bisa berkata apa apa selama Suster Piér mengoceh kepadanya. Pikirannya sudah tidak fokus. Apa yang dikatakan Suster Piér memang benar, perasaan ini salah! Tapi dirinya tidak bisa menyangkal kalau perasaan ini sangat nyata ia rasakan dan tidak ada orang lain lagi yang bisa melakukan seperti ini kepadanya! Tidak ada!

Oh, God...
Keluh Jennie sambil menutup matanya.

******

Jennie beranjak keluar gereja dengan lunglai.

"Jennie ssi." Sahut Suster Nan.

"Nee, Suster." Jawab Jennie menoleh ke arah Suster Nan yang mendekatinya.

Suster Nan memeluk Jennie dengan erat, "Jennie ssi, kenapa murung?"

Jennie menggeleng, "Anniy... mungkin karena saya sedang kelelahan."

Suster Nan tersenyum, "Jennie ssi. Saya sangat berterimakasih atas bantuannya di acara kebaktian di Desa kemaren. Apakah di sana menyenangkan?"

Jennie mengingat Lisa, "Cukup menyenangkan, Suster." Jawabnya sambil tersenyum.

"Baru saja saya melihat lihat foto yang telah dikumpulkan dari kegiatan kemaren. Saya hanya ingin mengatakan sesuatu kepadamu, Jennie ssi. Selama saya mengenalmu, saya tidak pernah melihatmu sebahagia itu di foto. Apakah karena temanmu yang sempat ikut foto bersamamu?"

Jennie tercekat! Tentu saja dia tidak ingin siapapun mengetahui perasaannya, terutama oleh pengurus gereja, "A-apa maksud Suster?"

"Saya hanya merasa, temanmu yang membuatmu bahagia di sana."

Jennie melirik ke arah lain, di situ ada Suster Piér yang sedang keluar dari ruangan perpustakaan. Teringat lagi dengan apa yang dikatakan Suster Piér.

"Ah, itu hanya perasaan Suster saja. Saya kan selalu senang mengikuti kegiatan kebaktian." Kilah Jennie.

Suster Nan tahu bahwa Jennie sedang berbohong, tapi Suster membalasnya dengan senyum, "Benarkah seperti itu? Baiklah. Sekali lagi, saya sangat berterimakasih dengan bantuanmu Jennie ssi. Tanpamu, kegiatan ini tidak bisa terlaksana dengan baik."

"Tidak tidak, Suster. Ini berkat bantuan seluruh team. Kalau begitu, saya pamit dulu."

"Nee, hati hati di jalan Jennie ssi."

Jennie pun beranjak pergi.

******

"Mandukie, ada apa? Daritadi kamu diam saja." Tanya Lisa khawatir.

Jennie menggelengkan kepalanya, "anniy, Poopoo."

"Kamu ingin menambah ayamnya?" Lisa akan beranjak menuju antrian pesanan namun Jennie menahan lengannya.

"Tidak, Lisa. Ini sudah cukup. Mungkin... aku hanya mengantuk."

Lisa mengerutkan alisnya.
Mengantuk? Ini kan baru jam 5 sore.

LOVE ALL OF YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang