empat

334 112 102
                                    

Makasi udah mampir💗✨

Selamat membaca, semoga suka^.^

°•°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°•°

Minggu yang indah, bisa bangun siang, bisa malas-malasan itu yang ada di pikiran Melva kemarin. Tapi pikirannya itu salah, di minggu yang indah ini Melva harus berdebat dengan Rezvan karena persoalan sarapan.

Rezvan bangun dari tidurnya dengan malas, melihat perempuan yang sudah menjadi teman tidurnya dan yang selalu ada dimana dia ada selama beberapa bulan ini.

"Mel, buruan masak, bukan balik tidur," Rezvan berupaya menarik selimut yang masih menutupi tubuh munggil Melva itu.

Melva menggeliat. "Ini hari minggu waktunya bangun siang," ucapnya.

Rezvan masi berusaha menarik selimut biru itu, bahkan dia baru sadar sudah satu minggu dia menggunakan badcover bermotif doraemon. Jika teman-temannya melihat dia yakin akan di tertawakan habis-habisan apalagi Albar mungkin akan berguling-guling di jalan raya. Stop, itu berlebihan.

"Melva Kanaka Almera bangun!" Rezvan sedikit menaikan oktaf suaranya agar Melva segera bangun.

Melva yang mendengar namanya salah disebut membuka matanya, "Almamera tuan Rezvan yang terhomat," koreksinya lalu kembali memejamkan mata.

"Nama lu ribet, untung pas akad kemarin gua nggak salah," kilah Rezvan. "Udah, cepet bangun. Gua laper, bukan malah balik tidur, Melva," lanjutnya.

Setelah sedikit berdebat sekarang Melva sedang memotong sayuran. "Lu nggak ada niatan bantu?"

Melva semakin kesal saat melihat Rezvan asik-asikan duduk dimeja makan. Sedangkan dirinya sedang berurusan dengan musuhnya, minyak.

Rezvan menengok kearah Melva. "Males. Dimana-mana suami tu bangun tidur udah di siapin makanan," sindirnya.

Melva menatap Rezvan tajam. "Mana ada suami lupa nama istrinya!" balas Melva.

Rezvan memalingkan mukanya, benar juga. Mana ada suami lupa nama istrinya, tapi ya sudahlah. Nama Melva yang susah di hapal, jadi jangan salahkan dirinya.

Setengah jam akhirnya nasi goreng buatan Melva tersaji. "Kalo nggak enak harus dimakan dan harus bilang enak!" suruh Melva.

Rezvan mengambil piring yang sudah di siapkan dan menyuapkan satu sendok nasi goreng kedalam mulutnya. "Asin banget, mana kebanyakan minyak lagi. Lu bisa masak nggak si?"

"Heh, mana ada gua masak asin, terus banyak minyak. Lidah lu nggak normal!" ucap Melva tak terima, lalu mencoba makanan yang dia buat.

Our SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang