°•°
Rencannya SMA VI akan melaksankan study tour sebelum ujian. Ya, ujian semester ganjil, yang kurang dua bulan lagi akan datang.
Kini, semua murid SMA VI berkumpul diaula bersama guru-guru lainnya. "Ya, jadi hari ini bapak mau meminta saran kepada kalian. Enaknya study tour kemana?" tanya Pak Ryan, yang tak lain ialah kepala sekolah.
Semua siswa-siswi bersorak menyebutkan tempat yang ingin mereka datangi.
"Pak, Bali kuy!"
"Jogja!"
"Malang!"
"Lubang Buaya, Pak."
"Lu kira anak SD kesana!" jawab salah satu murid.
"Jangan jauh-jauh, mending ke Safari. Mau foto bareng kembaran Melva, Pak," teriak Bella tak kalah heboh.
Melva memukul Bella. "Mulutnya nggak pernah masuk TK si anjir."
"Sudah-sudah! Kalian ini, ngasi saran yang bener dong!" ujar Bu Yulia.
Setelah berkumpul, Melva, Bella, Gita dan Gina sedang asik memakan pesanan masing-masing di kantin.
"Bentar lagi masuk, balik kelas aja kuy!" ajak Gita berdiri diikuti yang lain.
"Mel," panggil Gio melihat Melva masuk kedalam kelas bersama Bella.
Bella menyiku tangan sahabatnya itu, berbicara tanpa suara. "Di panggil doi tu," senyumnya, lalu berlari duduk di bangku. Sebelum terkena omelan Melva.
Mendelik tak suka kearah Bella dan melanjutkan jalannya mengikuti Bella. Bukan dirinya tidak ingin menanggapi panggilan Gio, jika dirinya kesana. Maka, Bella akan semakin heboh. Bahkan bisa saja seisi kelas.
Belum ada empat langkah dia berjalan, suara Bima membuat Melva lemas ditempat. "Hallo cantik," ya, suara itu. Suara yang Melva takuti sedari awal sekelas dengan Bima.
"DIEM LU!" teriak Melva lalu dengan cepat berlari ke arah Bella yang sudah menertawakan dirinya.
"Galak doang, modelan Bima aja lu takut," dengan sela-sela tawanya, Bella mengucapkan itu.
"Heh!" Melva melotot. "Badan dia lebih nyeremin dari suara Giant," ucap Melva.
Teman-teman kelasnya terkekeh melihat ketakutan Melva yang berlebihan terhadap Bima.
°•°
Kembali lagi dengan hari Minggu malam, vibes yang akan sulit di jelaskan. Dimana besok sekolah akan melaksanakan ujian, membuat kedua orang dalam satu kamar itu tengah disibukan dengan belajar. Rezvan juga sudah sebulan lebih sibuk mencari apartement untuk dirinya dan Melva.
Rencananya akan saran dari sang Kakak dia terima dengan baik, dan akan segera dia lakukan sesegera mungkin.
"Ree, keluar yuk!" ajak Melva yang sedang terduduk di kursi belajarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Secrets
Teen Fiction"Tentang ini jangan ada yang tau dulu." Rezvan dan Melva, dua remaja yang disatukan dengan paksa, diikat oleh janji dihadapan Tuhan. Dua remaja itu, kembali menyusun rencana masa depannya. Masa depan yang sudah siap untuk disambut, menjadi tidak sia...