tiga belas

206 39 91
                                    

Makasih sudah mampir🤍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Makasih sudah mampir🤍

°•°

Kejadian kemarin malam masih saja berlanjut hingga saat ini. Melva tetap diam, dan Rezvan yang tidak peduli.

Turun ditempat biasa, lalu berjalan untuk segera masuk kedalam kelas. Melva teringat, tugas Bahasa Inggris minggu kemarin itu belum dia kerjakan.

Melva duduk di bangkunya, melihat sekitar. Baru ada beberapa siswa, tumben sekali pikir Melva.

Tidak akan menyia-nyiakan waktu, Melva dengan segera membuka bukunya. Tidak paham. Bahkan sudah membuka kamus offline dan online tetap saja dirinya tidak paham, bahkan semakin tidak paham.

"Gua yang terlalu bego, apa gimana si." guman Melva sendiri.

"Nih, salin aja."

Melva merasa tidak asing dengan suaranya. Bukan, itu bukan suara Bella apa lagi Gina dan Gita. Menoleh menatap samping kanannya, Melva lalu tersenyum saat melihat siapa yang dengan ikhlas memberi buku tugasnya itu.

"Thanks."

"Minggir Gio!" usir Bella cepet. Dirinya sudah memperhatikan temannya ini sedari tadi.

"Lu, tu ya! Arghh ... dateng-dateng rusak suasana tau nggak!" kesal Gio.

Bella mengangkat satu alisnya, lalu tersenyum mengejek. "Itu kursi gua kalo lu lupa, bapak ketua kelas."

Gio sudah dibuat geram sedari akan tingkah Bella itu berdiri lalu mendekatkan wajahnya ke depan Bella. "Ini bangku semua siswa, kalo lu lupa," ucapnya mengikuti gaya bicara Bella.

Bella yang kaget langsung memundurkan wajahnya lalu mendorong wajah Gio itu dengan tangannya. "Nggak usah deket-deket, lu belum mandi!" menarik napas lalu melanjutkan ucapannya, "minggir!"

"Buku gua lagi sama Melva, jadi lu nggak bisa usir gua gitu aja," jawab Gio tersenyum.

"Buku lu nggak akan dimakan tikus kalo lu tinggal, tenang aja."

"Diem heh! Gua jadi salah nulis gara-gara kalian debat, mana salah nulisnya tiga baris, cape 'kan? Iyalah cape," oceh Melva tidak nyambung.

"Sehat lu Mel?" tanya Keyla yang kebetulan berhenti disamping bangku Melva.

Yang ditanya tersenyum malu. "Kalian si! Sehat banget, sehat walafiat malah."

Keyla menggaguk. "Kebetulan ada lu Gi, nanti istirahat kita disuruh kumpul sama kepsek," info Keyla yang hanya ditanggapi dengan anggukan oleh Gio.

Keyla kembali tersenyum, lalu berjalan menuju bangku tempat duduknya yang ada di barisan ketiga itu.

"Bisa-bisanya gua dulu mau vote lu buat jadiin ketua kelas," sesal Bella.

"Gua nggak nyuruh lu buat milih gua," jawab Gio mengejek.

"Diem lu! Sana minggir, buku lu bakal dibalikin tenang aja," usir Bella, lagi.

Our SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang