"Hallo senin pertama di bulan kedua tahun ini!"
°•°
Pagi yang indah dengan tugas-tugas yang bertumpuk. Sehabis Sholat Subuh tadi Melva langsung mengerjakan tugas-tugas sekolah yang harus dia selesaikan dalam satu hari.
Hari ini, sekolahnya sedang ada acara dan meliburkan murid-muridnya ini. Tentu saja, tidak membiarkan murid-muridnya itu berdiam malas dirumah. Diberi tugas dari semua mata pelajaran.
"Ree lu paham materi fisika yang ini?" tanya Melva, sembari menunjukan buku catatannya.
Rezvan melirik sekilas lalu menggaguk. "Itu inti dari materi di bab itu," jawabnya.
"Alhamdulillah suami gua pinter, ajarin dong," ucap Melva.
"Mager."
"Ree, lu nggak mau punya istri bego 'kan?" tanya Melva, lagi.
"Yang penting gua pinter."
"Ree, ayo lah! Tugas gua masi banyak, yang ini susah beneran deh," rengek Melva.
Rezvan melempar asal handphone-nya itu. Berjalan malas kearah Melva.
"Kenapa di bawah si?"
"Kalo di meja susah."
"Yang mana?" tanya Rezvan langsung.
"Ini, ini, ini, ini, ini, pokoknya semua yang di sini," tunjuk Melva pada buku yang berisi pertanyaan dan materi-materi.
"Pinter banget lu," ujar Rezvan.
Melva hanya memain 'kan pulpennya, benar juga dirinya sangat pintar sampai materi inti saja tidak tau. "Pinter banget 'kan?" tanya Melva.
Rezvan mendengus malas. "Ini materi inti, harusnya lu bisa."
Rezvan meringis, mengusap dahinya yang terasa sedikit sakit karena lemparan pulpen dari Melva. "Buruan ajarin nggak usah ngeledek terus."
Akhirnya mereka belajar bersama, mungkin hanya Melva yang belajar. Karena, Rezvan sedari tadi cukup melihat dan menerangkan secara singkat. "Tau gini lu aja yang jadi guru."
"Hm?" tanya Rezvan bingung.
"Cepet pinter gua kalo lu yang ngajarin," jawab Melva jujur.
"Iyalah cepet pinter, yang ngajarin ganteng," goda Rezvan yang di hadiahi lemparan pulpen, lagi.
Setelah memberikan penjelasan dan beberapa contoh soal untuk Melva, sekarang dirinya memutuskan untuk turun kebawah dan menemui sang Bunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Secrets
Teen Fiction"Tentang ini jangan ada yang tau dulu." Rezvan dan Melva, dua remaja yang disatukan dengan paksa, diikat oleh janji dihadapan Tuhan. Dua remaja itu, kembali menyusun rencana masa depannya. Masa depan yang sudah siap untuk disambut, menjadi tidak sia...